Senin 16 Apr 2018 17:15 WIB

Sentuhan Turki di Masjid Muslim Kobe

erancang Masjid Muslim Kobe adalah seorang arsitek asal Ceko.

Masjid Kobe di Nakayamate Dori, Chuo-ku, Kota Kobe, Prefektur Hyogo, Jepang.
Foto: Jepang.panduanwisata.com
Masjid Kobe di Nakayamate Dori, Chuo-ku, Kota Kobe, Prefektur Hyogo, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa sumber menyebutkan bahwa perancang Masjid Muslim Kobe adalah seorang arsitek asal Ceko bernama Jan Josef Svagr yang telah merancang banyak bangunan bergaya Barat di Jepang. Svagr merancang masjid ini dengan gaya Turki tradisional.

Struktur bangunan yang tinggi dan kubah utamanya yang besar merupakan gaya khas Turki tradisional, tetapi bentuk jendelanya yang meruncing akan mengingatkan kita pada bentuk jendela yang terdapat di masjid-masjid bergaya India atau Persia. Dua buah menara kembar yang mengapit pintu utama masjid dan kubah utama tunggal akan mengingatkan kita pada Masjid Sunitskaia di Vladikavkaz, Rusia.

Pengerjaan bangunan masjid dipercayakan kepada perusahaan konstruksi asal Jepang Takenaka dan diawasi oleh Mr Vallynoor Mohamed. Biaya yang terpakai untuk pembangunan masjid, sekolah, dan bangunan lainnya mencapai 87.302,25 yen. Sisa dari biaya pembangunan digunakan untuk investasi. Mereka membeli properti berupa beberapa bangunan di Yamato-dori, Ijinkan, dan Kitano-cho.

Setelah permohonan izin penggunaan masjid disetujui oleh Kekaisaran Jepang, pada Jumat, 2 Agustus 1935 Masjid Muslim Kobe diresmikan oleh Mr Ferozuddin dan dihadiri oleh umat Muslim dari berbagai negara seperti India, Rusia, Asia Tengah, Cina, Jepang, Indonesia, Turki, Arab Saudi, Afghanistan, dan Mesir.

Setelah memberikan pidato pembukaan, Mr Ferozuddin kemudian membuka pintu masjid dengan menggunakan kunci perak dan naik ke puncak menara untuk mengumandangkan azan. Azan itu merupakan seruan pelaksanaan shalat Jumat yang akan dilaksanakan pertama kalinya di masjid baru itu. Shalat Jumat kemudian dipimpin oleh Mohamed Shamguni, Imam pertama Masjid Muslim Kobe.

Selain sebagai tempat pelaksanaan shalat dan pembelajaran Islam, banyak kegiatan keagamaan lainnya dilakukan di masjid ini. Pada bulan Ramadlan contohnya, acara berbuka puasa bersama (ifthar jama'i) dan beberapa perayaan selalu dilakukan di basement masjid.

Berbagai jenis makanan dan minuman dari berbagai negeri selalu dihidangkan sebagai menu berbuka puasa. Seluruh bagian masjid selalu penuh oleh jamaah ketika shalat tarawih dilaksanakan. Begitu juga dengan pelaksanaan shalat Id. Masjid Muslim Kobe selalu menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Islam yang tinggal Kobe pada saat itu.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement