Senin 03 Apr 2017 18:30 WIB

Saat Nasyid Tengah Meredup

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Kelompok Nasyid Snada meraih Lifetime Achievement Award dalam acara Nasyid Golden Memories yang digelar di Padepokan Seni Mayang Sunda, Bandung akhir pekan lalu.
Foto: dok.Istimewa
Kelompok Nasyid Snada meraih Lifetime Achievement Award dalam acara Nasyid Golden Memories yang digelar di Padepokan Seni Mayang Sunda, Bandung akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan dari aktivis dakwah waktu itu, menurut Afwan, menjadi alasan nasyid mencapai kejayaan. Karya yang dilahirkan oleh nasyid mendapatkan sambutan baik dari para penggemar. Berbeda dengan saat  ini, Afwan mengatakan, perkembangan nasyid mulai menurun. Minimnya dukungan dari aktivis dakwah menjadi salah satu faktor penyebabnya. Nasyid pun hanya digerakkan oleh personel mereka sendiri.

Meredupnya musik nasyid saat ini, Afwan mengatakan , juga disebabkan banyaknya alternatif musik lain. Begitu pula adanya era digital. Menurut dia, pembajakan karya cipta pada masa ini lebih mudah dilakukan sehingga album semakin tidak laku. Alhasil, penggiat nasyid bukan menjadikan bernasyid sebagai pekerjaan profesional. Mereka menjadikan musik nasyid sebagai sampingan di luar pekerjaan pokok. 

Kendati demikian, Afwan menuturkan, kelompok nasyid termasuk Izzatul Islam masih sering tampil di berbagai acara minimal dua kali dalam satu bulan. Afwan mengatakan, para personel Izis tetap berlatih rutin. Rencana konser juga akan diselenggarakan. Termasuk me-launching album baru pada Ramadhan mendatang. "Insya Allah akan semakin produktif dalam beberapa bulan ke depan," kata Afwan kepada Republika, pekan lalu. 

Grup nasyid legendaris Snada pun mencoba untuk tetap eksis saat nasyid tengah meredup. Personel Snada Iqbal Taqyudin menjelaskan, selain tetap berkreasi menciptakan nasyid, Snada mendukung nasyid-nasyid baru dengan mengadakan workshop nasyid agar nasyid-nasyid baru dapat profesional dan sejajar dengan genre musik lainnya. Dia menjelaskan, Snada pun sangat mendukung perkembangan nasyid karena semakin banyak dan beragam grup nasyid, semakin luas dakwahnya sebagai seni alternatif bagi masyarakat sehingga dapat menjadi budaya.

Meski demikian, Iqbal mengakui, konser Snada tidak seperti saat nasyid booming pada era 90-an. "Tapi, kami tetap komitmen dalam dakwah melalui nasyid sehingga kami tetap eksis sampai saat ini dengan latihan dan terus berkarya, bahkan Snada baru-baru ini mendapat lifetime achievement sebagai nasyid legendaris yang telah berkarya 26 tahun," ujar Iqbal.

Bersama Snada yang sudah menghasilkan 15 album, Iqbal mengaku, ingin terus berdakwah melalui nasyid. Sesuai moto Snada "nasyid for all", untuk segala golongan dari anak sampai orang tua, Iqbal menginginkan nasyid  bisa memasyarakat. "Snada memperkenalkan nasyid sampai negeri tetangga Malaysia, Singapura, Hongkong sampai Jeddah, dan kami berharap bisa memperkenalkan nasyid sampai Amerika dan Eropa untuk menyampaikan bahwa Islam itu indah dan penuh kedamaian."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement