Selasa 15 May 2018 19:25 WIB

Paytren Bangun Masjid Digital Pertama di Indonesia

Masjid ini bisa menjadi pusat yang menggerakkan ekonomi kerakyatan berbasis syariah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Paytren bangun masjid digital pertama di Indonesia
Foto: dok. Istimewa
Paytren bangun masjid digital pertama di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Paytren membangun masjid digital pertama di Indonesia bernama Masjid Al Mansur di The Suites Metro Apartment-Kota Bandung, akhir pekan lalu. Diharapkan, bangunan itu tak hanya berfungsi sebagai sarana tempat ibadah saja. Namun, bisa menjadi pusat yang menggerakkan ekonomi kerakyatan berbasis syariah. 

Menurut CEO Paytren Hari Prabowo, bangunan itu tak hanya berfungsi sebagai sarana tempat ibadah saja. Namun, masjid ini bisa menjadi pusat yang menggerakkan ekonomi kerakyatan berbasis syariah. 

"Tentu, itu dijalankan secara gotong royong," ujar Hari saat soft launching Masjid Al Mansur di The Suites Metro Apartment, akhir pekan lalu.

Menurut Hari, konsep dan mekanismenya saat ini masih digodok. Namun, ia merencanakan infrastruktur tersebut. Seperti adanya ruang pelatihan para pelaku usaha, mikro, kecil dan menegah (UMKM) di lantai empat masjid. "Yang terpenting, infrastruktur untuk menggalakan ekonomi kerakyatan berbasis syariah itu ada," katanya.

Hari mengatakan, pembangunan masjid ini pun merupakan hasil sedekah mitra Paytren yang mencapai dua juta member. Selain itu, dana masjid ini pun didapatkan dari sebagian keuntungan yang disisihkan dari mitra untuk Program Pembangunan 1.000 Masjid se-dunia.

Sumber dana lainnya, kata dia, berasal dari keutungan portal belanja dan Payment Point Online Bank (PPOB) di PayTren yang sebagian disisihkan untuk sedekah. Biaya yang direncanakan membangun masjid ini semula terhitung sebesar Rp 11 miliar. Namun, aktualisasinya, pembangunan dana tersebut hanya Rp 6,5 miliar.

"Intinya, dalam membangun masjid ini ada bersumber dari sedekah langsung dan tidak langsung. Yang tidak langsung itu melibatkan Paytreners yang dari setiap transaksi terkandung unsur sedekah dari biaya administrasi yang dikenakan," katanya.

Sementara Ketua Yayasan Daarul Qur’an Nusantara Anwar Sani mengatakan, masjid berkapasitas seribu jamaah ini didirikan di atas tanah wakah Margahayu Land sebagai pengembang apartemen The Suites Metro. Masjid ini dibangun empat lantai dengan luasan lantai masing-masing seluas 400 m2.

"Masjid ini merupakan masjid kedua dari target membangun sepuluh masjid pada tahun ini. Ini merupakan bagian dari Program Pembangunan 1.000 Masjid di seluruh dunia," katanya.

Terkait label masjid digital, menurut Anwar, masjid ini dibangun dengan konsep full digital. Seluruh kegiatan yang terjadi di masjid ini pun terpantau kamera yang bisa diakses melalui internet. Kajian-kajian pun disajikan dalam format digital. 

Pendataan jamaah yang datang berkunjung ke masjid ini pun dilakukan secara digital. Masjid ini pun berkonsep smart building yang memungkinkan kecepatan mobilitas serta kemudahan kontrol bisa diakses hanya melalui gadget. 

Masjid Al-Mansur, kata dia, dibangun dari hasil sedekah Mitra PayTren dan sebagian keutungan yang disisihkan dari transaksi Mitra PayTren untuk program 1.000 masjid. Karena, keuntungan Portal belanja dan PPOB di PayTren sebagian disisihkan untuk sedekah. 

Pada Aplikasi PayTren pun, terdapat fitur sedekah yang dapat mempermudah Mitra PayTren untuk menyalurkan sedekahnya. Di antaranya melalui program Sedekah Umum, Sedekah Harian, Sedekah Masjid Al-Mansur, dan Sedekah Produktif. 

"Hal unik dan fenomenal terjadi dalam pembangunan Masjid Al-Mansur ini dan baru terjadi di Indonesia," katanya.

Keunikan tersebut, kata dia, pada saat pertama kali kontraktor memberikan perincian biaya pembangunan masjid Al-Mansur yaitu sebesar Rp 11 miliar. Namun, setelah Masjid tersebut rampung (selesai) biaya yang dikeluarkan hanya Rp 6 miliar. "Jadi, terjadi efisiensi sebesar Rp 5 miliar," kata Anwar. 

Hal ini, sebut Anwar, dikarenakan adanya integritas, kredibilitas, akuntabilitas dari PayTren yang menanamkan dasyatnya sedekah yang diajarkan oleh guru besar KH Ustadz Yusuf Mansur. Hal ini, bukan saja hanya wacana melainkan sudah masuk kedalam sanubari orang-orang dalam pembangunan Masjid Al-Mansur.

"Keyakinan terasebut, dapat dilihat dari kontraktor, para pekerja, suplier, vendor dan semua terkait termasuk ratusan karyawan/ti PayTren dimana mereka selain mau menyedekahkan waktunya mereka juga sangat antusias menyedekahkan sebagian rejekinya," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement