Kamis 09 Mar 2017 15:00 WIB

Kisah Perjuangan Bibi Rasulullah

Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah Islam mencatat pula nama Shafiyyah binti Abdul Muthalib, yang tak lain adalah bibi Rasulullah, dalam kisah Perang Khandaq (Perang Parit). Dalam perang itu, pasukan musuh bersekutu untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Ketika keluar Madinah untuk menghadapi musuh, Rasulullah menempatkan kaum Muslimah, termasuk Shafiyyah, di benteng yang dijaga Hassan bin Tsabit, penyair Nabi SAW.

Situasi di Madinah sangat gawat kala itu karena dikepung dari segenap penjuru. Pengkhianatan Yahudi Bani Quraidhah membuat Madinah terancam tidak saja dari luar, tetapi juga dari dalam. Di situlah Shafiyah melihat orang Yahudi berkeliling di sekitar benteng dan melewati parit pertahanan.

Catatan sejarah Ibnu Hisyam yang dinukil dari sejarawan Ibnu Ishaq menyebutkan, saat itu Shafiyah berkata kepada Hassan, “Hai, Hassan, orang Yahudi itu mengelilingi benteng. Aku khawatir dia akan menunjukkan rahasia kita kepada orang-orang Yahudi yang di belakang kita.”

Hassan yang takut perang dan menghindari pertempuran berdiam diri sehingga keselamatan para Muslimah yang berada di dalam benteng terancam. Saat itulah Shafiyah me mutuskan untuk mengambil tindakan. Ia mengambil sebatang tiang kemah dan keluar dari benteng, lalu me mu kulkan tiang itu ke bagian belakang kepala sang Yahudi hingga roboh ke tanah.

Ibnu Ishaq menyatakan, ”Shafiyyah adalah Muslimah pertama yang membunuh orang musyrik.” Dua tahun sebelum peristiwa pembunuhan itu, Shafiyyah juga ambil bagian dalam Perang Uhud. Ia menyediakan air minum bagi pasukan, mempersiapkan panah, mengobati yang terluka, dan dengan sebatang tombak menghalau pasukan Muslimin yang mencoba lari dari peperangan.

Selain mereka, puluhan wanita Muslimah lainnya turut mencatatkan nama mereka sebagai perempuanpe rempuan istimewa pada masanya. Kisah Ummu Haram binti Malhan yang syahid dalam Perang Qabrus serta Nailah binti al-Farafishah, istri Khalifah Utsman bin Affan, yang ikut mengangkat pedang untuk membela suaminya saat terjadi perpecahan umat Islam pada 35 H, merupakan contoh teladan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement