REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada anggapan umat Islam yang menetap di Amerika Serikat (AS) sulit mendapatkan akses beribadah. Benarkah demikian?
Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra tidak sependapat dengan anggapan tersebut. Menurutnya, pemerintah AS memberi ruang bebas bagi pemeluk agama Islam mengamalkan ajaran agamanya. Itu sebabnya, Islam menjadi agama dengan pertumbuhan tertinggi di AS setelah Protestan.
“Orang Islam pada dasarnya bebas dalam mengamalkan ibadah di Amerika. Di Amerika tidak ada larangan,” ujar lulusan S3 Columbia University ini saat ditemui dalam acara diskusi “Experiencing Islam in America: Education” di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (19/11).
Azra, demikian sapaan akrabnya, merasa senang memiliki kesempatan dapat menyelesaikan program S3 nya di negeri Paman Sam tersebut. AS bisa dijadikan sebagai prioritas utama untuk menuntut ilmu. Selain karena dari segi keilmuan AS memang memiliki atmosfir yang sangat mendukung, AS juga sangat menghargai nilai-nilai religiusitas.
Azra mengatakan, kehidupan keislaman di Amerika banyak tertolong oleh komunitas Muslim lokal. Islam di AS bisa diterima karena umat Muslimnya bisa menunjukkan kebaikan Islam dengan tindakan bukan hanya dengan kata-kata. "Perlu adanya sensitifitas yang tinggi bagi umat Islam agar bisa diterima dengan baik di AS," kata dia.