Rabu 19 Sep 2018 14:20 WIB

Sabar Tanpa Batas

Sabar dan shalat menjadi penolong saat kondisi susah karena sakit.

Sabar/ilustrasi
Sabar/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Asep Sapaat

 

JAKARTA — Saat istri mengembuskan napas terakhir dengan tenang, kesedihan pun menyergap. Dua belas tahun perjuangan istri menghadapi ujian penyakit yang dideritanya telah berakhir. Kini, rasa sakitnya telah hilang. Namun, kesabaran dan ketangguhan istri menerima cobaan hidup menjadi ilmu dan inspirasi kehidupan. Karena kesabaran istri yang luar biasa, semoga Allah SWT ridha dan mengantarkan istri menuju surga-Nya.

Allah berfirman: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS al-Baqarah: 155). Meski sedang sakit, istri tetap sabar dan sempurna menunaikan kewajiban dan tang gung jawab sebagai seorang istri dan seorang ibu. Istri sangat telaten merawat keluarga. Bah kan, istri kerap menyembunyikan rasa sakitnya agar saya tak waswas bertugas keluar kota.

 

Jika pun saya harus berangkat dini hari, istri selalu siaga menyiapkan segala kebutuhan saya. Istri mengantar saya sampai di depan pintu rumah dengan untaian doa dan senyumnya yang teduh. Bahkan, beberapa pekan sebelum meninggal dunia, istri ingin tetap merapikan pakaian dinas saya, meski kondisinya sudah sangat kepayahan. Masya Allah.

Sepanjang saya berikhtiar menyembuhkan penyakit istri, Allah SWT melimpahkan kasih sayang-Nya. Hati tetap tenang, lapang, dan sabar karena kita tetap menjaga shalat. Setiap dira wat di rumah sakit, pasti ada masjid yang de kat dengan kamar ruang perawatan. Istri tetap berjuang menjaga shalat selama sakit, sa ya tetap bisa menjaga shalat berjamaah di mas jid. Inilah salah satu bukti kasih sayang Allah SWT.

Sabar dan shalat menjadi penolong saat kondisi susah karena sakit. Allah SWT ber firman: Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sung guh berat kecuali bagi orang-orang yang khu syuk, (yaitu) mereka yang yakin bahwa me reka akan menemui Tuhannya dan bahwa me re ka akan kembali kepada-Nya. (QS al-Baqa rah: 45-46).

Cobaan sakit yang diderita istri sepanjang waktu membuat keimanan makin bertambah karena kita menjadi paham apa hikmah di balik ujian hidup. Allah SWT punya cara sendiri untuk melimpahkan kasih sayang kepada setiap hamba-Nya. Dengan ujian penyakit yang diderita istri, Allah hendak menghapuskan dosa-dosa istri agar kembali dalam keadaan suci ketika kembali ke pangkuan-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR Muslim). Kini, raga kita tak lagi bersama. Tangan istri yang gesit menuntaskan pekerjaan di rumah, kaki istri yang selalu berlari kecil ketika mem bukakan pintu saat pulang kerja,

kaki yang mengantarkan putri kita ke sekolah tanpa kenal lelah, kaki yang menyusuri berbagai tempat untuk mencari kebutuhanku dan putri kita di ru mah, sungguh pekerjaan luar biasa repot yang tak sanggup kulakukan. Semua takkan terbalas sampai kapan pun.

Terima kasih, kekasih hatiku. Aku bersaksi, eng kau adalah ahli shalat dan istri yang salehah. Kuikhlaskan kepergianmu dan kuantar dengan doa yang tulus, Ya Allah, jadikan istriku berada di shaf terbaik bersama orang-orang yang Engkau cin tai. Aamiin ya Rabb. Wallahu a'lam bishawab. n

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement