Sabtu 07 Oct 2017 10:33 WIB

Pilar Keluarga Sakinah

Keluarga sakinah (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Keluarga sakinah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Oleh: Muhammad Arifin Ilham

Dunia ini bisa menjadi surga sebelum surga sebenarnya, jika kita mampu mendudukkan posisi yang tepat dalam menjalani proses hidup. Terutama dalam bingkai rumah tangga yang sedang kita jalani.

Namun, dunia ini bisa juga menjadi lubang neraka dari neraka yang sesungguhnya, jika kita tidak tepat dan cenderung salah menempatkan proses yang seharusnya.

Membangun rumah tangga harapannya selalu berpilar kepada sakinah; damai, tenang, dan bahagia. Berikut ini ada baiknya kita kenali lagi pilar keluarga sakinah.

Pertama, pagari benteng rumah tangga dengan sungguh-sungguh berpegang teguh pada Alquran dan sunah.

Kedua, ingat bahwa tujuan utama hidup berumah tangga adalah meraih ridha Allah dan kebahagiaan di "kampung akhirat". Ketiga, tumbuhkan saling cinta, semata karena Allah. Sehingga saat terlihat kekurangan dari pasangan kita, dipandangnya sebagai keistimewaannya.

Bertambah usia pernikahan, bertambah rasa sayangnya, semakin manja dan mesra. Keempat, bingkailah ide dan aktivitasnya sebagai ikhtiar untuk saling melayani, melindungi, dan menyenangkan keluarga.

Kelima, sadari bahwa halal adalah pintu sakinah. Sehingga makan minumlah dari sesuatu dan proses yang halal.

Keenam, kekuatannya saling mendoakan di penghujung malam. Ketujuh, minimal sepekan sekali "tarbiyyah ahliyah" pembinaan keluarga dengan duduk bersama mengaji dan mengkaji Alquran dan sunah. Kedelapan, segera minta maaf tatkala melakukan kesalahan.

Kesembilan, mensyukuri nikmat Allah dengan senang berbagi dan sedekah. Kesepuluh, tawakal yang penuh bahwa hanya Allah segala-galanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement