Selasa 12 Jul 2016 15:00 WIB

Anak Jalanan Pun Dilatih Cara Bersyukur

Orang tua yang bijak pandai bersyukur pada Allah.
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Orang tua yang bijak pandai bersyukur pada Allah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan nasional Empowering Indonesia mulai merambah komunitas anak jalanan. Kali ini, Qonita Azizah sebagai salah satu tim Azka Empowering Center yang menggalakkan program Nasional Empowering Indonesia memberikan materi tentang teknik bersyukur, Sabtu belum lama ini dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh KOPPAJA (Komunitas Peduli Pendidikan Anak Jalanan). Acara ini berlangsung di Sentul- Bogor dengan 70 peserta dari anak jalanan dan panti asuhan.

Materi syukur kali ini juga mengkaji lebih dalam tentang QS. Al- Kautsar: Ayat 1-3. “Sesungguhnya kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak, Maka laksanakanlah salat kerena Tuhanmu dan berkurbanlah (sebagai Syukur), Sungguh orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”.

Dari ayat tersebut Allah berfirman dan menyuruh umat nabi Muhammad bersyukur dengan mengerjakan shalat dan kurban atas segala nikmat yang Allah berikan, jika tidak mengerjakan maka akan terputus nikmat itu. Mensyukuri nikmat dari Allah dan juga cara bersyukur kepada Allah adalah merupakan bagian dari tanda keimanan kita kepada Allah SWT. Hakikat pengertian syukur adalah menampakan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan melupakan nikmat Nya.

Qonita Azizah memberikan selembar kertas kepada peserta sanlat. Kertas tersebut digaris menjadi dua bagian. Di kolom sebelah kanan trainer mengintruksikan pada peserta untuk menuliskan nikmat apa saja yang dirasakan peserta pada hari itu. Setelah menulis trainer menyuruh peserta membaca apa yang mereka tulis sebanyak tiga kali.

Belajar Rasa Syukur Lewat Simulasi yang Asyik

Instruksi selanjutnya dikolom kertas sebelah kiri trainer menyuruh peserta menulis ibadah apa saja yang sudah dilakukan selama ini? Begitupun setelah menulis peserta diperintahkan membaca selama tiga kali kembali.

Dari hasil yang ditulis peserta, ternyata kolom sebelah kanan lebih terisi banyak dibandingkan kolom sebelah kiri. Terlihat bahwa lebih banyak nikmat yang sudah peserta sanlat dapat dan rasakan, daripada peserta melakukan ibadah sebagai wujud keimanan dan bersyukur.

Klimaks dari materi ini, trainer menampilkan gambar seorang remaja yang difabel tapi tetap bekerja menjual ulekan dan cobek keliling, serta menceritakan perjuangan Masyita (peserta Hafiz Indonesia 2016) yang menghafal Alquran dengan keterbatasan dalam penglihatan.

Dalam acara ini, trainer berharap para peserta yang mempunyai keterbatasan dalam ekonomi tetap bersyukur karena masih banyak nikmat yang Allah SWT berikan kepada mereka yaitu berupa nikmat usia, kesehatan, mata yang masih bisa melihat, kaki yang masih bisa berjalan dan masih banyak nikmat-nikmat lainnya. Di kesempatan ini juga trainer mengajak peserta untuk pengaplikasian syukur dengan meningkatkan ibadah mereka.

Anda juga bisa membaca ulasan mengenai Teknik bersyukur ini dalam buku Smart Empowerment Technique (SET) yang ditulis oleh Mohamad Soleh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement