Ahad 06 Jan 2019 20:00 WIB

Sejarah Islam di Eropa Menarik untuk Dipelajari

Perjalanan masuknya Islam ke Eropa merupakan kisah panjang.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Roma, Italia.
Foto: wordpress.com
Masjid Agung Roma, Italia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyidin Junaidi menyebut, Eropa saat ini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan itu bisa dilihat dari sisi hubungan sosial antar warganya dan hubungan politik yang ada.

Meski di beberapa area pemerintahnya masih ada yang menerapkan kebijakan grey area tentang diskriminasi terhadap warganya, secara perlahan dan pasti ini mulai menghilang. Eropa memiliki penduduk mencapai 400 juta jiwa.

Dari 27 negara yang ada, paling besar penduduknya ada di Jerman dan Prancis. Agama terbesar kedua di Eropa adalah Islam. "Di seluruh negara ang gota Uni Eropa ini pasti ada Muslimnya. Persentasenya antara 5 sampai 20 persen. Dari sisi kuantitatif ini sudah jauh mengalahkan Yahudi," ujar dia.

Penduduk Muslim di Eropa ada yang dari imigran maupun yang asli kelahiran Eropa. Biasanya mereka sudah masuk keturunan ke-3 atau di atasnya. Mereka ini banyak yang tinggal di Inggris, Prancis, Bulgaria, dan Jerman. Warga Eropa pun sudah familier dengan keberadaan Islam dan Muslim.

Dia menambahkan, perkembangan Islam di Eropa saat ini pun tidak bisa di anggap main-main. Turki saat ini penduduk Muslimnya sudah mencapai 90 juta jiwa. Beberapa pengamat bahkan memprediksikan pada 2050 jumlah penduduk Muslim di Eropa mencapai 50 persennya.

Sementara, jika dilihat dari sejarah, Islam datang dan sampai di Prancis pada zaman Dinasti Utsmani yang dimulai dari Turki Utsmani. Menurut dia, pelajaran sejarah ini bisa menambah ilmu mengenai Islam dari melakukan perjalanan ke Eropa.

Untuk makanan, Kiai Muhyidin menyebut memang tidak seleluasa di Indonesia untuk mendapatkan yang terjamin halal. Namun, hal ini tidak berarti tidak ada sama sekali. Justru, dengan masih sedikit yang menjual makanan halal, menjadi peluang bisnis bagi kaum Muslim di Eropa mem buka restoran atau tempat makan halal.

"Saya pikir saat ini sudah bukan menjadi masalah lagi bagi umat yang ingin ke sana. Umat Islam yang melancong ke Eropa, dia bisa memahami peradaban Islam di abad pertengahan," lanjutnya.

Kiai Muhyidin menambahkan, tur ke Eropa bisa membantu umat memahami dan mempelajari sejarah kebesaran Islam pada masa lampau. Bagaimana kehebatan Bani Utsman saat itu beserta peninggalan-peninggalan sejarahnya yang masih ada.

Ia pun tidak menampik jika dewasa ini sudah banyak travel yang menawarkan pa ket perjalanan ke Eropa. Menurut dia, in dustri jasa ini harus disambut dengan baik sebagai ajang pembelajaran dan penyadaran bagi generasi-generasi muda bahwa Islam sangat berkembang di wilayah itu.

Dia menjelaskan, perjalanan masuknya Islam ke Eropa merupakan kisah panjang yang penuh dengan nilai Islami yang bisa dijadikan pembelajaran tersendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement