Jumat 22 Feb 2019 14:34 WIB

Berburu Kuliner Halal di Korea, Sulitkah?

orea Selatan kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit para turis mancanegara.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
 Rumah makan halal di Korea Selatan.
Foto: Foto: Satriani Arbaiyah/Dosen Fikom Unisba
Rumah makan halal di Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Korea Selatan kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit para turis mancanegara. Tak terkecuali wisatawan Muslim dari Asia Tenggara seperti Indonesia. Tren musik Korean Pop (K-Pop) juga serial drama Korea yang mendunia tak dimungkiri menjadi salah satu daya tarik Negeri Ginseng tersebut.

Banyak orang yang ingin melihat keindahan serta gemerlap Korea Selatan (Korsel) secara langsung. Hanya, seperti diketahui, Korea Selatan (Korsel) merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim minoritas. Mengonsumsi alkohol dianggap legal serta menjadi kebiasaan sebagian besar penduduk di sana.

Meski begitu, kini tak sulit menemukan tempat makan atau restoran halal di negeri asal Super Junior itu. Pasalnya, restoran halal telah tersedia di sejumlah kota besar dan di berbagai lokasi wisata. Dilansir dari website Organisasi Pariwisata Korea Selatan (KTO), ada beberapa restoran bersertifikat halal atau ramah Muslim yang direkomendasikan untuk para turis Muslim. Di antaranya YeonHwajeong Samgyetang yang terletak di Daegu. Dengan harga berkisar 13 ribu won hingga 19 ribu won, wisatawan bisa merasakan masakan asli Korea.

Kemudian bagi pelancong Muslim yang ingin merasakan ayam pedas atau dakgalbi khas Korea, bisa datang ke restoran Namiseom Coco Chuncheon Dakgalbi yang berlokasi di Gyeonggido. Ada pula Makan Restaurant di Seoul yang menawarkan bulgogi serta bibimbap halal dengan harga agak murah berkisar 8.000 won sampai 10 ribu won.

Beragam restoran halal pun mudah ditemukan di Itaewon. Salah satu kawasan di ibu kota Korsel tersebut memang terkenal banyak ditinggali penduduk Muslim, baik warga pendatang dari negara lain maupun lokal.

Di Itaewon, terdapat pula masjid terbesar di Seoul sekaligus tertua di Korsel, yakni Seoul Central Mosque. Sepanjang jalan menuju masjid, kita akan menjumpai beraneka restoran halal yang tidak hanya menawarkan masakan Korea, tetapi juga Asia Tenggara, Timur Tengah, dan lainnya.

"Cari makanan halal di Korea itu sudah nggak susah kok," kata Nena Ardila yang sempat berlibur ke Korsel pada November lalu.

Ia bercerita, untuk mencari restoran halal terdekat, dirinya memanfaatkan aplikasi Google Map. "Jadi, misalnya lagi di Myeongdong, tinggal ketik aja 'restoran halal di Myeongdong. Begitu pun pas di Hongdae serta lainnya," kata perempuan asal Bekasi tersebut kepada Republika.

Selama tujuh hari di Korsel, Nena bersama ketiga temannya mencoba beberapa restoran halal di lokasi berbeda. Salah satu yang paling berkesan baginya adalah ketika makan di restoran halal di kawasan Nami Island. "Nama restorannya kalau nggak salah Kko Kko Dakgalbi Chuncheon. Di sana Dakgalbinya enak, free minum, free kimchi sepuasnya dan satu lagi, pemiliknya bisa berbahasa Indonesia. Sampai kaget pas tiba-tiba ditanya pesanan pakai bahasa Indonesia," ujar wanita yang bekerja di salah satu perusahaan Jepang di Jakarta itu.

Berbeda dengan Nena, Nani Wijayanti justru merasa kesulitan mencari makanan halal di Korsel. Dia mengaku hanya makan di restoran bersertifikat halal saat berada di Itaewon.

"Jadi, kalau bagi saya, selama di Korea makan apa saja yang penting bukan daging babi dan tidak mengandung daging babi," kata perempuan yang mengunjungi Korsel selama 10 hari pada Agustus 2018 lalu tersebut. Ia berharap, ke depannya negara asal Lee Minho itu bisa makin banyak menyediakan tempat makan bersertifikat halal.

Sebelumnya, Korea Tourism Organization (KTO) menyatakan bakal makin fokus menggarap wisatawan Muslim. Pasar itu dinilai sangat potensial sebab jumlah Muslim di dunia telah mencapai 1,7 miliar. Ada beberapa strategi yang dilakukan KTO untuk menggaet pelancong Muslim. Di antaranya memperbanyak restoran ramah Muslim dari 135 restoran menjadi 170.

KTO menjelaskan, terdapat empat jenis restoran yang bisa didatangi turis Muslim. Pertama, halal certified yang disertifikasi oleh Korea Muslim Federation (Federasi Muslim Korea) sesuai standar sertifikasi halal dan penggunaan daging babi. Kedua. self certified yang disertifikasi sendiri oleh restoran setelah evaluasi.

Ketiga, Muslim friendly yang menjual beberapa menu halal. Kemudian keempat pork free yang menggunakan daging selain daging babi.

KTO juga menerbitkan buku panduan bagi wisatawan Muslim, meliputi informasi terkait karakteristik pasar wisatawan Muslim, informasi makanan halal, juga informasi tentang tempat beribadah di sana. Korsel sudah pula menggelar 'Halal Res taurant Week' untuk menawarkan makanan Korea halal dengan harga diskon kepada wisatawan Muslim yang berkunjung ke negaranya.

Data KTO menyebutkan, jumlah wisatawan Muslim yang berkunjung ke Korsel pada 2016 sebanyak 980 ribu. Angka itu hanya 5,7 persen dari total wisatawan asing ke sana yang mencapai 17,2 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement