REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN - Para peneliti naskah kuno meminta pemerintah hendaknya bisa menyelamatkan naskah kitab kuno yang ditemukan di pondok pesantren Sumber Anyar, Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur. "Kami akan meminta pemerintah melalui Kantor Kementerian Agama Pusat untuk memelihara naskah kitab kuno yang ada di Pamekasan ini," kata Koordinator Tim Peneliti Balai Litbang Kementerian Agama Semarang, Zainul Atfal, di Pamekasan, Rabu (9/3).
Ia menjelaskan, tempat perpustakaan naskah kitab kuno yang ada di pesantren itu kurang memadai, sehingga banyak kitab-kitab penting bersejarah yang dimakan rayap. Padahal, katanya, naskah kitab kuno yang ada di pesantren itu merupakan khazanah kekayaan intelektual yang masih tergolong asli karena semua jenis kitabnya ditulis tangan.
"Kalau tidak dipelihara dengan baik, maka semuanya bisa rusak. Buktinya saat ini saja sudah banyak yang dimakan rayap," kata Zainul Atfal.
Ada sekitar 80 eksemplar kitab kuno bertuliskan tangan yang ada di perpustakaan pondok pesantren Sumber Anyar, Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan ini. Menurut kolektor kitab di lembaga itu, Habibullah Bahwi, jenis kitab tersebut belum termasuk kitab-kitab yang dipegang oleh para keluarga pesantren yang juga bertuliskan tangan.
"Kalau secara keseluruhan tidak kurang dari 200 jenis kitab yang semuanya bertuliskan tangan. Yang berhasil kami kumpulkan di perpustakaan ini, baru sekitar 80 kitab," katanya menjelaskan.
Jenis kita kuno yang ada di perpustakaan pondok pesantren ini terdiri dari berbagai jenis keilmuan, seperti fiqih, ilmu tasawuf, tata bahasa Arab (sharaf dan nahwu), serta ilmu astronomi. Salah satu kitab yang sempat diklaim sebagai hasil karya ulama Malaysia berjudul 'Bahrul Lahut' juga ditemukan di perpustakaan ini.