REPUBLIKA.CO.ID, Islam bukanlah agama populer di Jepang. Agama ini diperkirakan datang pertama kali pada awal 1900-an, ketika Muslim Tatar melarikan diri dari ekspansi Rusia. Namun komunitas Muslim di Jepang baru terbentuk 100 tahun kemudian, bahkan beberapa sumber lain menyebut lebih lama dari itu.
Kini beberapa sumber, seperti JapanFocus.Org, Mission Islam.com, dan Caesar E Farah, lewat bukunya "Islam: Belief and Observation", diterbitkan oleh Seri Pendidikan Baron (2003), dan studi Michael Penn (diterbitkan oleh Havard Asia tahun 2008) memperkirakan jumlah populasi Muslim di negeri Sakura itu sekitar 100 ribu orang.
Islam tetap menjadi minoritas di Jepang dan tidak ada bukti kuat apakah Islam berkembang atau tidak. Alih agama lebih banyak terjadi di kalangan wanita muda Jepang lewat perkawinan, sebagaimana terdokumentasi oleh Japan Times, di awal 1990-an.
Namun meski minoritas, bukan berarti tak ada tokoh yang layak diperhitungkan. Salah satu cendekiawan Muslim Jepang dengan pandangan cukup berpengaruh di dunia Islam adalah Kosugi Yasushi. Dalam wawancara dengan ZAKIAH KOYA pekan lalu, ia membagi pandangannya tentang Islam di Jepang, perkembangan timur tengah sekaligus prasangka barat terhadap Islam. Guru besar bidang Studi Asia dan Afrika yang mengambil gelar sarjana di Universitas Al Azhar itu pun menggambarkan Islam sebagai agama disiplin. Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana anda mengartikan Islam?
Islam adalah agama religius dan sebuah peradaban sekaligus. Islam itu unik dan memiliki system untuk memandu kehidupan manusia di setiap lini kehidupan. Beberapa agama universal lain membedakan antara agama dan kehidupan sekuler. Namun Islam tidak dan itulah yang membuatnya unik.
Saya memandang peradaban sebagai satu perangkat sistem teknologi—secara garis besar dibagi dua—satu adalah teknologi dalam arti ilmiah. Sementara satu lagi adalah teknologi yang digunakan untuk mengelola kehidupan sosial. Untuk mengatur sebuah masyarakat, kita pasti butuh perangkat teknologi—kita tidak bisa sekedar hidup alamiah begitu saja.
Islam memiliki kedua sistem tersebut, namun jika kita melihat sejarah, Islam menjadi sebuah peradaban yang ilmiah setelah keluar dari semenanjung Arab. Semua peradaban membutuhkan tiga hal landasan yakni pandangan universal, kehidupan manusia dan masyarakat. Semua itu terjadi di Arab, sebenarnya ini adalah agama dalam pandangan barat pula
Kedua, teknologi sebagai pengatur dan pengelola masyarakat, tidak benar-benar berada di semenanjung Arab. Itu terjadi ketika Islam menyebar selama kekalifahan Ottoman. Saat itulah Islam memulai peradaban di Timur, Yunani. Peradaban itu hadir bersama dengan inovasi teknologi dan penemuan ilmiah, semua terakumulasi di sana. Peradaban Islami memiliki kontribusi besar, salah satu contoh di bidang matematika.
AGAMA DAN ORANG JEPANG
Mengapa Islam tak terlalu mendapat perhatian di Jepang, tak seperti di barat?
Saya pikir Islam datang ke Jepang sangat terlambat. Islam bergerak ke timur dari semenanjung Arab selama berabad-abad dan mencapai Filipina selatan, yang dulu menjadi koloni Spanyol. Sementara di Jepang, yang datang pertama kali bukan Islam, melainkan Kristen. Jadi ada jeda waktu cukup besar.
Sangat sedikit Negara yang berjarak dari Islam. AS dan Inggris memiliki kontak dengan dunia Islam—-mereka memang antagonis-—namun mereka memang melakukan banyak persentuhan dengan dunia Islam. Islam datang ke Jepang ketika orang Jepang mulai kurang tertartik dengan agama. Pascaperang, Jepang lebih tertarik terhadap ekonomi, dan saat itu bukanlah waktu untuk tipe tentara religius ala samurai.
Apakah itu karena orang Jepang sangat berakar dengan tradisi sehingga Islam mungkin tidak sejalan?
Tidak, bukan itu. Jepang adalah negara dengan banyak agama. Islam datang ke Jepang di saat perhatian utama orang-orang bukan lagi agama.
Kapan itu saat orang Jepang sangat agamis?
Sekitar 100 tahun lalu, orang Jepang sangat religius—Budha, Konfusius dan Toisme. Kristen juga popular ketika datang namun dilarang karena ajaran agamam menentang sistem feudal. Alasan pelarangan bersifat politis, bukan karena alasan agama. Sepanjang sejarah, orang-orang Jepang bersikap lunak dalam menerima agama baru dari luar.
Islam diterima di Jepang, tidak ada Islamofobia di Jepang, namun penerimaan berjalan sangat lambat karena mereka tertarik pada ekonomi dan globalisasi—kedua hal itu mungkin prioritas mereka saat ini.
Orang Amerika adalah masyarakat religius terlepas kemajuan ekonomi yang mereka peroleh, namun orang Prancis tidak tertarik dengan agama, seperti itu kira-kira.
Masalah lain adalah bahasa, pasalnya Islam tidak dikenalkan (sangat banyak) dalam bahasa Jepang. Kami telah mencoba. Saya bisa katakan Jepang seperti Inggris bertahun-tahun lalu, namun jika anda bandingkan jumlah buku tentang Islam dalam Bahasa Inggris dan dalam Bahasa Jepang, tidak bisa disamakan. Jika saja ada pengenalan lebih kuat di Jepang, mungkin Islam akan mendapat perhatian.
Argumen saya ialah apakah Islam memang benar-benar dikenalkan di Jepang. Islam masihlah agama yang belum diketahui, meski lebih baik ketimbang dekade sebelumnya. Di barat, ini adalah agama yang selip dipahami. Sementara di sini adalah agama yang belum dikenal.
Apakah anda seorang Muslim?
Jangan tanya apakah saya seorang Muslim atau bukan. Saya tidak mengutarakan pendapat saya hanya karena saya seorang Muslim.
PERKEMBANGAN DI TIMUR TENGAH
Berapa lama anda berada di Timur Tengah?
Saya tinggal di Mesir selama delapan tahun pada 1970-an di Kairo, di hari-hari pertama Presiden Mubarak menjabat dan saya sering bepergian ke sana.
Perubahan politik di Mesir,--apakah itu karena kecintaan pada negara yang membuat mereka bergerak saat ini?
Mereka cinta negara baik dengan atau tanpa Mubarak. Bagi Muslim Mesir, cinta terhadap negara, beridentitas Arab dan menjadi Muslim adalah satu. Mereka tidak membedakan ketiganya.
Menurut anda, apa sebutan paling tepat untuk gelombang protes yang terjadi, people power, revolusi?
Gerakan rakyat untuk menghancurkan kediktatoran—ya. Kita harus melihat ke arah mana revolusi bergerak dan dalam maksud apa. Lalu yang terjadi di Mesir? Pada 1980 adalah masa demokratisasi. Sosialisme Arab sangat populer di 1950-an dan 1970-an. Setelah ini mereka memulai demokrasi.
Dengan demokratisasi, kebangkitan Islam mencuat, sehingga negara-negara ini dan barat memiliki masalah. Mereka menyukai demokratisasi namun mereka tiak suka suara mayoritas Islami dalam demokratisasi tadi.
Padahal dalam demokrasi, anda harus bergerak ke arah yang dikehendaki rakyat. Pada 1990, negara-negara ini (di Timur Tengah) dan sekutunya dari barat memutuskan demokratisasi bukan hal penting, sebab itu hanya akan membuat ruang bagi suara Islam. Itulah yang terjadi di negara Palestina. Ketika Hamas memenangkan pemilu, sanksi justru dijatuhkan, ada preseden buruk dalam demokratisasi di sana.
Saya sendiri seorang demokrat--pendukung demokrasi. Demokrasi harus menoleransi semua ideologi kecuali yang ingin menghancurkan demokrasi. Beberapa cendekia di barat akan berargumen bahwa Hamas dapat menghancurkan demokrasi--namun itu tidak benar. Mereka justu memenangkan suara lewat demokrasi. Demokrasi adalah sistem yang merefleksikan suara rakyat. Jika anda tidak suka suaranya, maka cobalah mengubah suara, bukan sistemnya.
"Jika anda membatalkan demokrasi--yakni pemilu--karena anda tidak suka suaranya, maka sebagai seorang demkrat, anda bermasalah.
Apakah yang terjadi di Mesir adalah demokrasi?
Itu adalah tuntutan rakyat, dimana suara rakyat tercermin di dalamnya. Yang sesungguhnya terjadi, jika rakyat berjuang dalam himpitan ekonomi, dan bila mereka mengatakan ingin kehidupan lebih baik, dan jika penguasa dapat memberikan situasi lebih baik tanpa melalui parlemen, maka itu mungkin berhsil.
Tapi masalahnya orang-orang berpengaruh memiliki telinga, namun kerap kali penguasa tak punya kuping, sehingga rakyat bertanya. Rakyat Mesir ingin suara mereka didengar.
Apakah anda setuju Ikhwanul Muslimin berperan besar dalam gerakan protes ini?
Tidak diragukan Ikhwanul Muslimin memainkan bagian besar. Mereka adalah gerakan non-politik namun menjadi politis. Juga tak diragukan pula peran kaum muda sangat dominan lewat internet dan Facebook, mereka menuntut kediktatoran segera berakhir. Anda lihat, tidak ada kekacauan dalam demonstrasi. Ikhwanul Muslimin tidak menuntut agenda mereka, rakyatlah yang menuntut
Mengapa mereka tidak berada di garis depan?
Mereka (Ikhwanul Muslimin) tahu ketika penguasa diktator pergi, mereka dapat membicarakan agenda mereka kemudian.
Ini bukan kali pertama di Mesir, bahwa rakyat memaksa presiden mereka turun. Mengapa ini menjadi efek domino?
Tunisia yang pertama kali memercikkan gerakan ini.
Apakah anda melihat efek domino di negara-negara Arab?
Saya tidak suka menggunakan kata domino di sini, karena ia memiliki konotasi sejarah tertentu.
Oke, apakah yang terjadi di Mesir akan mengubah negara lain? Bagaimana dengan Libya?
Rakyat frustasi dimana-mana--saya telah mengatakan ini selama 20 tahun--saya telah menyaksikan ini, khususnya di Mesir. Fakta sederhana adalah rakyat tidak melakukan revolusi satu kali setiap tiga dekade. Ketika revolusi Iran terjadi pada 1979, mereka memprediksi itu akan merembet ke Mesir. Saya tidak setuju dan memang tidak terjadi. Mengapa?
Karena Mesir baru saja mengalami revolusi menjadi republik pada 1952. Saat itu terlalu dini. Revolusi (baru terjadi) ketika pertentangan sosial terakumulasi dan kian jenuh sehingga reformasi saja tak cukup mengatasi situasi. Saya tak melihat itu terjadi di setiap negara.
Apakah menurut anda ini adalah awal revolusi?
Bergantung bagaimana anda mengartikan revolusi. Revolusi Mesir pada 1952 dimulai namun justru menciptakan kediktatoran Nasser. Gaya diktator sudah usang. Gaya itu bekerja ketika rakyat dapat memberi aspirasi nasional ke pemimpin dan rakyat tidak keberatan dengan kondisi tanpa kebebasan.
Bagaimana anda memprediksi Mesir ke depan?
Ini pertanyaan sulit. Saya tidak sepakat dengan pendapat bahwa orang-orang yang melakukan demonstrasi berasal dari kalangan miskin. Ada pula golongan menengah dan orang-orang berpendidikan tinggi, bila tidak, tentu anda tak mungkin mengharapkan jaringan Facebook ambil bagian di negara seperti Mesir.
Mereka ikut turun ke jalan karena mereka pun frustasi. Salah satu penyebab keberhasilan gerakan protes ini yakni adanya spektrum luas. Mubarak dan putranya dengan egois telah mengasingkan diri dari elit penguasa lain. Mesir telah menjadi medan bagi setiap kekuatan politik, dunia kini terbuka. Ini adalah saat bagi rakyat Mesir dari berbagai aspirasi politik untuk bergabung.
Anda melihat itu terjadi?
Saya pikir demikian. Bahkan sebelum pemilu, sudah dimulai dalam reformasi konstitusi. Jika anda memiliki kesadaran secara politik, maka anda harus bergabung karena ini adalah masa di mana anda dapat menciptakan tatanan masyarakat baru.
Rakyat Mesir saat ini bertanya 'sekarang apa?'. Seberapa lama mereka dapat bertahan tanpa seorang pemimpin?
Secara umum, masyarakat Mesir lebih homogen ketimbang negara lain, bahasa yang sama, mayoritas Muslim dengan beberapa minoritas. Namun toh mereka masih sangat Mesir, seperti Kristen Koptik. Secara umum, kelompok disintegrasi tidaklah begitu kuat.
Bagaimana dengan Yaman? Skenario serupa terjadi bila presiden juga mundur?
Yaman sangat sulit untuk didefinisikan--sangat terpolarisasi. Namun Mesir memiliki bentuk terpusat selama berabad-abad. Setiap negara memiliki latar berbeda. Gerakan protes masal, saya pikir tidak akan berjalan sama seperti yang terjadi di Mesir. Kita telah melihat itu di Bahrain, Libya dan Yemen, juga kesulitan yang timbul Saya tidak terkejut bila tidak seperti Mesir. Saya yakin ini adalah awal era baru.
PRASANGKA BARAT
Pakar politik mengatakan bahwa gerakan protes damai dari rakyat Mesir, cukup untuk membunuh pandangan bahwa pemuda Arab potensial direkrut oleh al Qaidah, benar demikian?
Mesir tak memiliki banyak kaitan dengan al Qaidah. Barat sepenuhnya salah ketika melabeli Arab potensial menjadi teroris. Terdengar sekali bahwa mereka berprasangka.
Islam diasosiasikan dengan kekerasan akhir-akhir ini. Muslim berkata Islam adalah agama damai, namun demonstrasi damai di Mesir tidak memanifestasikan Islam sebagai agama damai. Islam adalah agama disiplin. Saya dengar dari orang-orang Jepang di sana, bagaimana di hari-hari terakhir demonstrasi, setiap orang termasuk tentara beribadah bersama-sama, tapi sekali lagi itu bukan damai, itu disiplin.
Dalam media barat, Islam dicitrakan menciptakan kekacauan karena tatanan mereka di dunia tidak sejalan dengan kekacauan yang mereka (barat) tata.
Islam adalah sistem, ia memiliki disiplin. Kekacauan terjadi ketika mereka masuk, juga salah satu prasangka.
Mantan Presiden Mubarak berkata "Saya harus mencegah kekacauan." Pemerintah diktatornya adalah tatanannya, di luar itu adalah kekacauan. Itu adalah presepsinya. Seperti Hamas yang menang karena proses demokrasi, itu adalah tatanan atau kekacauan?
Demonstrasi Mesir dilakukan dengan damai dan tatnan berjalan baik, namun kita harus memahami bahwa Al Qaidah tidak memiliki akar dengan yang terjadi di Mesir. Perlu diketahui, tidak pernah pula insiden bom bunuh diri terjdi di Mesir hingga akhir-akhir ini.
Apakah ini karena sikap bias Barat yang memandang skeptis terhadap gerakan protes yang damai?
Pada akhir abad ke-20, barat memang sangat bias. Jangan panggil seseorang dengan nama lain hanya karena anda tidak suka, itu hanya akan membuat kita tak pernah memahami satu sama lain. Barat memanggil Islam, Muhammdisme. Ini benar-benar prasangka buruk.
Gunakan standar kesopanan dasar, panggil berdasar nama aslinya. Sebagai contoh bom bunuh diri, itu adalah nama yang diberikan oleh barat. Mereka (Arab-red) tidak menyebutnya bunuh diri.
Bahkan beberapa cendekiawan tidak suka menyebut (apa yang terjadi di Iran) Revolusi Islam. Kita dapat berdebat apakah itu memang Islami atau bukan namun itulah nama yang diberikan mereka (barat) kepada revolusi di sana. Jangan campuradukkan dengan nama pribadi mereka.
Lalu, bagaimana anda menyebut mereka yang memang menciptakan masalah?
Beberapa dari mereka adalah teroris. Beberapa dari mereka tidak. Masalahnya bila anda memanggil Hamas adalah teroris, maka anda dalam masalah, karena Hamas memiliki nama. Mereka adalah operasi militer. Mereka juga diakui rakyat Palestina dalam sistem demokrasi yang sah. Mereka menganggap Israel adalah zona perang dan bagi mereka itu adalah pertempuran. Jika anda panggil Hamas teroris dan Israel adalah tentara, maka anda telah berpihak pada satu sisi.