REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV--Pertumbuhan komunitas Muslim di Eropa mengkhawatirkan pihak Israel. Negara Yahudi itu memperkirakan pertumbuhan jutaan imigran Muslim dan keturunannya di benua biru akan meningkatkan frekuensi jihad dimasa depan.
Dalam Artikel berjudul Muslim Lobi Eropa yang ditulis kolumnis AS, Soeren Kern, yang dipublikasikan pekan lalu di Hudson, New York, dan dikutip harian Israel, Arutz Sheva, Ahad (23/1), disebutkan komunitas Muslim di Eropa kemungkinan akan memberikan pengaruh terhadap dasar politik Uni Eropa terkait Israel-Palestina.
"Kemungkinan lobi akan terjadi pada awal Oktober 2011 jika negosiasi penyelesaian permanen antara Israel dan Otoritas Palestina tidak membuahkan hasil, "jelas dia. Kern dalam artikel tersebut mencatat populasi komunitas Muslim di Inggris telah mencapai 3 juta jiwa.
Di Prancis terdapat lebih 4,1 juta jiwa, dan di Jerman, untuk komunitas Muslim terbesar di Eropa, tercatat lebih dari 4,5 juta jiwa. "Beberapa negara Eropa, misalnya, ingin menjaga hubungan baik dengan masyarakat Muslim lokal dengan meletakkan dasar politik bagi Uni Eropa untuk mengakui negara Palestina,"
Apa yang diutarakan Kern merujuk pada Desember 2009 silam. Saat itu Uni Eropa untuk kali pertama menyerukan agar Yerusalem menjadi ibukota masa depan negara Palestina merdeka. Desember 2010, tulis Kern, sekelompok mantan pemimpin Uni Eropa dan pejabat menerbitkan surat yang berisikan desakan Uni Eropa untuk menerapkan sanksi terhadap Israel.
Isi surat juga mendesak negara Yahudi untuk memenuhi kehendak Palestina." Tak hanya itu benua ini juga menjadi tempat berkembang biak gerakan anti-Israel," tudingnya.
Sebuah survei terbaru yang digagas University of Bielefeld menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen dari masyarakat Jerman menyamakan kebijakan Israel terhadap Palestina serupa dengan perlakuan Nazi terhadap Yahudi.
Secara terpisah, tulis Kern, laporan Badan Pengawasan Rasisme dan Xenophobia Uni Eropa, sekarang disebut Badan Uni Eropa untuk Hak Mendasar, menemukan bahwa sebagian besar imigran Muslim bertanggung jawab atas peningkatan tajam dalam kekerasan anti-Semit di Eropa.
"Di Eropa, Islam adalah agama yang paling cepat tumbuh tiga kali lipat selama tiga dekade terakhir. "Sudah bisa diprediksi jika grup pelobi Muslim melakukan tekanan terhadap Uni Eropa untuk mencegah keluarnya laporan tersebut kepaada publik," tulis Kern.