REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-- Menteri Agama, Suryadharma Ali, meresmikan Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran (STKQ), perumahan dosen, dan klinik kesehatan di lingkungan Pondok Pesantren Al Hikam yang diasuh mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi.
"Saya menyambut baik pembangunan STKQ Al Hikam ini yang telah disiapkan secara komprehensif sarana dan prasarananya, termasuk juga konsepnya untuk memperkuat sendi kehidupan berbangsa dan negara," kata Menteri Agama di Depok, Jawa Barat, Ahad (9/1).
Menurut Suryadharma, STKQ Al Hikam yang berlokasi di Depok dekat kampus Universitas Indonesia akan menjadi pusat kajian Al Quran yang mengajarkan kepada masyarakat tentang pentingnya berperilaku menurut ajaran kitab suci tersebut.
"Saya optimistis sekolah ini mampu memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas umat Islam. Sebagai pusat kajian Islam tak hanya kognitif dan tafsir, tapi juga mampu menampilkan kajian yang mendorong umatnya untuk berperilaku Qurani," katanya.
Tampak hadir dalam acara peresmian itu sesepuh NU KH Muchit Muzadi dan KH Maimun Zubair, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, mantan Menteri Agama KH Tholhah Hasan, mantan Menlu Hasan Wirajuda, serta sejumlah duta besar negara sahabat.
Mantan Menteri Agama Quraish Shihab yang juga ahli tafsir Al Quran dan Syekh Wahbah Zuhaili dari Syiria tampil memberikan kuliah perdana di hadapan para tamu undangan, termasuk di dalamnya dan ratusan kiai penghafal Al Quran dari seluruh Indonesia.
Sementara itu KH Hasyim Muzadi menjelaskan, sebanyak 40 calon mahasiswa telah dinyatakan lulus seleksi masuk STKQ Al Hikam. Mereka telah mampu menghafal Al Quran 30 juz. "Dan mereka ini tidak dipungut biaya dalam belajar," kata Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) tersebut.
Menurut Hasyim, dalam waktu dekat Pesantren Al Hikam Depok akan mulai menerima santri dari kalangan mahasiswa umum, sebagaimana yang telah berjalan di Pesantren Al Hikam Malang, Jawa Timur."Ini diperuntukkan bagi 50 mahasiswa umum, di mana mereka telah memiliki pengetahuan umum dan membutuhkan keilmuan agama atau kesalehan sosial," katanya.