Jumat 17 Dec 2010 06:17 WIB

Orang Masuk Islam di Masjid Sunda Kelapa Capai 15.980 Orang

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Krisman Purwoko
Masjid Sunda Kelapa
Foto: .
Masjid Sunda Kelapa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Terhitung sejak tahun 1993 Desember 2010 Masjid Sunda Kelapa telah berhasil mengIslamkan sebanyak15 ribu 980 orang muallaf. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Meskipun, menurut Ketua Dewan Pengurus Masjid Sunda Kelapa, Jakarta H M Aksa Mahmud, belum diketahui secara pasti grafik peningkatan muallaf tersebut.”Sebesar 75,03 persen didominasi oleh  warga negara Indonesia sisanya 24,97 persen warga negara Asing,”kata dia kepada Republika di Jakarta, Kamis ( 16/12)

Aksa mengemukakan, peningkatakan ini tidak terlepas dari keberhasilan semarak dakwah yang dilakukan oleh umat Islam. Diantaranya melalui penyebaran buku-buku yang mensyiarkan agama. Sebab, berdasarkan pengakuan mereka, rata-rata memperkuat keyakinan masuk Islam lewat pengkajian terhadap buku-buku agama. Selain itu, diakui dakwah yang disampaikan oleh para juru mubaligh turut memberikan pengaruh terhadap proses ke Islaman mereka    

Namun demikian, dikatakan Aksa, peningkatan ini perlu diimbangi dengan pembinaan dan pendampingan secara bekesinambungan sesuai dengan tingkatan masing-masing. Karenanya, Masjid Sunda Kelapa membentuk wadah berkomunikasi dan belajar bagi para muallaf tersebut. Agar dakwah ke depan lebih efektif, diperlukan upaya serius dari berbagai pihak terutama pemerintah untuk mencetak lebih banyak mubaligh-mubaligh yang andal dan berkualitas.”Jumlah mubaligh tidak sebanding dengan kebutuhan pendakwah di masyarakat,”kata dia.    

Secara terpisah, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri, penyiapan dai-dai tersebut perlu memperhatikan kriteria penting yaitu memami Alquran dan hadis secara menyeluruh. Karenanya, DDII fokus menjalankan program kaderisasi ulama yang hafal Alquran dan menguasai kitab. Dengan penguasaan ilmu agama maka diharapkan akan melahirkan umat yang berkualitas pula. Sebab, kecenderungan dakwah saat ini dinilai belum mampu mencetak umat yang mumpuni.

Syuda menilai positif peningkatan jumlah muallaf tersebut. Dia menduga jumlah Non Muslim masuk Islam lebih banyak daripada Muslim masuk agama lain. Ini karena latarbelakang masuk Islam lantaran kesadaran dan kebenaran Islam yang mereka yakini. Berbeda dengan kondisi jika seorang Muslim masuk agama lain. Kebanyakan motif nya adalah ekonomi, kesejahteraan, dan pendidikan.

Ke depan, agar dakwah Islam lebih efektif, dipaparkan Syuhada, para pimpinan ormas Islam dituntut mampu mengembangkan dakwah dan berinovasi dalam metodologi dan pendekatan berdakwah. Metode dakwah penting disesuaikan dengan perkembangan zaman selama tidak bertentangan dengan koridor syariah. Di mencontohkan, dakwah kepada anak Muda bisa dilakukan melalui kegiatan outbound untuk menyampaikan ajaran Islam. ”Termasuk model-model permainan, film kartun yang bernafaskan Islam jauh lebih efektif saat ini,”ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement