REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH--Jamaah Indonesia yang terkena H1N1 meninggal dunia, Selasa (23/11). ‘’Setelah dilakukan perawatan, penyakitnya makin parah dan akhirnya meninggal karena gangguan pernapasan,’’ jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Wan Alkadri, di Madinah, Kamis (25/11) sore.

Jamaah yang meninggal ini adalah jamaah Indonesia yang pertama terkena H1N1. Ia diketahui terpapar virus flu babi itu pada 9 November. Jamaah asal embarkasi Surabaya itu berangkat dari Surabya pada 26 Oktober 2010.

Sebelum jamaah Indonesia terkena H1N1, jamaah dari Inggris dan jamaah dari India telah terekna terlebih dulu. Alkadri menjelaskan jamaah embarkasi Surbaya ini diyakini terpapar virus itu selama berada di Makkah. Tapi, otoritas kesehatan telah melakukan langkah antisipatif. Teman sekamar, serombongan, selantai di pondokan, sekloter, dinyatakan taka da yang tertular.

Otoritas kesehatan Arab Saudi telah merawat pasien secara intensif dan tim kesehatan haji Indonesia telah memberikan tamiflu kepada jamaah lain yang dimungkinkan melakukan kontak dengan pasien. "Karenanya, jamaah lain tidak perlu cemas,’’kata Alkadri.

Jamaah yang pernah melakukan kontak dengan jmaah yang terpapar H1N1 telah diberi langkah pencegahan. Jamaah yang mengalami batuk pilek disertai panas diimbau agar segera memeriksakan diri.

Meski ini kasus pertama elama musim haji, menurut Alkadri, pemerintah Arab belum mencemaskan kasus ini. ‘’Biasanya kalau ada yang berat, pemerintah Arab sangat gencar mengatasinya,’’ ujar Alkadri. Alkadri berharap kasus H1N1 tak muncul selama jamaah gelombang kedua berada di Madinah. Mulai Jumat, jamaah gelombang kedua telah berada di Madinah.

Madinah sudah musim dingin. Suhu mencapai 16 derajat Celsius kalau pagi, 25 derajat Celsius kalau malam dan rata-rata 28-31 derajat Celsius kalau siang. Kelembaban udranya berkisar hanya 12 persen. Polusi debu juga cukup tinggi. Jamaah diimbau mengenakan baju hangat, masker, minum air hangat, dan makan yang cukup.

Ikuti Whatsapp Channel Republika