Jumat 26 Nov 2010 02:04 WIB

Garuda Upayakan Tambah 1 Gate di Bandara Jeddah

Rep: Burhanudin Bella/ Red: Siwi Tri Puji B
Terminal haji Bandara King Abdul Aziz, Jeddah dipadati jemaah haji Indonesia, akibat terjadinya delay penerbangan
Foto: kemenag
Terminal haji Bandara King Abdul Aziz, Jeddah dipadati jemaah haji Indonesia, akibat terjadinya delay penerbangan

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Mengantisipasi keterlambatan yang masih terjadi atas pemulangan jamaah haji, Garuda Indonesia tengah mengupayakan penambahan satu gate di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KISS), Jeddah, Saudi Arabia. “Kita harapkan ada tambahan satu gate lagi,” ungkap Vice President Hajj, Garuda Indonesia, Hady Syahrean di Jeddah, Kamis (25/11) pagi.

Selama ini, kata Hady, jamaah haji Indonesia yang menggunakan pesawat Garuda hanya mamakai satu gate untuk masuk ke pesawat. Gate tersebut dipakai untuk jamaah haji dalam sepuluh penerbangan setiap hari.

Jika ada penambahan satu gate, itu bisa mempercepat proses para penumpang naik ke pesawat. Dengan demikian pemberangkatan pesawat dari Bandara KIAA bisa lebih cepat.

Hady mengungkapkan, pesawat Garuda selama ini selalu tiba di Bandara KIAA tepat waktu (on time). Paling tidak dua jam sebelum jadwal pemberangkatan, pesawat yang akan mengangkut jamaah kembali ke Tanah Air sudah parkir di bandara.

Masalahnya, kata dia, proses boarding tidak bisa diperhitungkan. Masalah lain karena keterbatasan gate dan banyaknya pesawat dari berbagai negara yang menggunakan jasa bandara tersebut secara bersamaan. ”Tidak ada penerbangan yang (berangkat) on time,” tutur Hady.

Mengacu pengalaman tahun-tahun sebelumnya, dia memperkirakan kondisi ini akan terjadi hingga 30 November 2010. Setelah tanggal itu, kemungkinan sudah bisa normal betul. Itu karena jamaah dari negara-negara yang letaknya tak jauh dari Saudi Arabia sudah terangkut kembali ke negara masing-masing.

Hady mengakui adanya jamaah haji yang pesawatnya delay terlambat mendapatkan layanan katering di bandara. Keterlambatan itu, kata dia, karena perusahaan katering yang dipesan tidak siap menyediakan makanan saat itu.

”Kita terpaksa pesan dari luar (kawasan bandara),” tuturnya. Ini mengakibatkan penyediaan makanan bagi penumpang terlambat. Sesuai ketentuan, keterlambatan penerbangan 5 – 6 jam, penumpang akan mendapatkan layanan katering.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement