REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH--Puluhan ribu orang yang hendak kembali ke negara masing-masing usai menunaikan ibadah haji terlihat menjejali Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA) di Jeddah selama dua hari terakhir. Penumpukan penumpangan itu dituding terjadi karena tak adanya perencanaan yang matang untuk membawa jamaah dari Makkah ke bandara.
''Kepadatan jamaah yang hendak kembali ke negara-negara Teluk dan tujuan domestik di KAIA yang terjadi pada Jumat dan Sabtu disebabkan oleh oleh kesalahan pengaturan jadwal untuk membawa jamaah berangkat ke bandara. Karena kesalahan penyedia layanan haji, Saudi Arabia Airlines harus menjadwal ulang penerbangan umum dan mencari alternatif untuk mengangkut jamaah,'' ujar Abdullah Al-Ajhar, asisten direktur jenderal Saudi Arabian Airlines, seperti dikutip Arab News.
Akibat penumpukan penumpang itu, jamaah dari Kuwait, misalnya, ada yang harus menunggu pesawat sampai 20 jam. Al-Ajhar berdalih, banyaknya jamaah yang harus diangkut, sekitar setengah juta orang, yang berasal dari wilayah Teluk dan domestik membuat pengaturan menjadi kacau. ''Saya tidak mengenyampingkan adanya kesalahan. tapi kami coba yang terbaik untuk menormalkan kembali situasi,'' kilahnya.
Sejumlah situs berita melaporkan jamaah dari Kuwait dan UEA terkatung-katung menunggu pesawat di Bandara KAIA selama lebih dari 15 jam. Dampak lanjutannya, penerbangan ke negara lain seperti Indonesia pun ikut terlambat meski sejauh ini dilaporkan belum selama yang dialami jamaah dari kedua negara Teluk itu.
Untuk jamaah Indonesia, keterlambatan yang terparah dilaporkan selama sembilan jam yang dialami rombongan Amirul Haj, Menteri Agama Suryadharma Ali. Sedianya Menang dan rombongan berangkat Sabtu (20/11) pukul 19.50, baru bisa berangkat Ahad (21/11) pukul 05.40 waktu Arab Saudi. Keterlambatan terjadi hampir di seluruh penerbangan pulang jamaah haji Indonesia.