Sabtu 20 Nov 2010 13:06 WIB

Persahabatan Masjid dan Sinagog di Kanada

Rep: Middle East Online/ Red: Budi Raharjo
Kerukunan antara masjid dan sinagog
Kerukunan antara masjid dan sinagog

REPUBLIKA.CO.ID,TORONTO--Sebuah masjid dan sinagog berdiri berdampingan. Kedua tempat ibadah itu tampak seperti bangunan kembar. Meski dimiliki oleh dua penganut agama yang berbeda, jamaah kedua tempat ibadah itu bisa hidup damai dan saling mengunjungi saat usai sholat Jumat dan hari Sabat keesokan harinya.

Memasuki tahun ketiga, kerukunan antara Islam dan Yahudi telah terjalin dengan baik. Pengelola sinagog dan masjid setuju untuk mengibaratkan diri sebagai saudara kembar (twin). Selain saling mengunjungi, kedua pihak juga kerap saling mengundang untuk menjadi pembicara tamu pada perayaan Hanukkah dan Idul Fitri. Bahkan terkadang kedua pihak membicarakan masalah Palestina bersama-sama.

Awalnya kebersamaan ini dirasa janggal oleh tiap-tiap penganut. Seorang gadis keturunan Palestina, Afnan, misalnya semula menolak untuk memasuki sinagog untuk sekadar melihat-lihat. Namun setelah mencobanya, dia mendapatkan perlakuan yang jauh lebih baik dari yang semula dicemaskannya. Terutama setelah dia bertemu dengan seorang rabi yang ramah.

Banyak pula kalangan yang menanyakan kerukunan yang kerap disebut ''Twinning'' ini. Program ini sengaja dibuat untuk mendorong berkembangnya pemahaman yang lebih baik antara Muslim dan Yahudi yang hidup di Barat, terlepas dari kecenderungan politik. Melalui cara ini, kedua belah pihak bisa langsung berdialog.

Di Toronto, Rabi Yahudi diberi kesempatan untuk mendengarkan khutbah saat Sholat Jumat. Sebaliknya, para pemimpin umat Islam diperkenankan untuk mendengarkan pembacaan Taurat di sinagog.

Menurut Walter Ruby, pria di balik layar di Pusat Pemahaman Etnis yang berbasis di New York, program ''Twinning'' telah menghimpun ribuan Muslim dan Yahudi untuk bersama-sama mempromosikan toleransi, pemahaman, pendidikan, dan keinginan baik untuk memerangi Islapfobia dan anti-semit.

Program ini terus berkembang dari semula hanya 50 tempat ibadah pada tahun lalu di Amerika Utara menjadi lebih dari 100 masjid dan 100 sinagog di 22 negara di empat benua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement