REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) periode 2010-2012, Sabtu (13/11) sudah dapat ditetapkan melalui pemilihan sebanyak dua putaran. Namun, HMI dianggap masih memiliki sebuah permasalahan pokok yang belum dapat diatasi yaitu ketergantungan pendanaan terhadap senior atau alumnus HMI.
Salah satu kandidat Ketua Umum HMI, Rahmat Fikri, mengakui masih adanya mental ketergantungan di antara kader-kader HMI. Ketergantungan tersebut merupakan ciri jika HMI belum dewasa untuk mandiri, terutama dalam hal pendanaan keorganisasian.
Menurutnya, dengan usianya yang telah berkepala enam, seharusnya HMI mampu menunjukkan kemandiriannya dalam mencari sumber-sumber pendanaan untuk mengembangkan keorganisasian. Selain itu, sikap fanatisme atau bahkan kultus terhadap alumni atau tokoh-tokoh besar lulusan HMI, juga harus dihilangkan.
“Ketergantungan terhadap senior itu masih sangat terlihat. Mental itu harus diubah dengan kemampuan yang kreatif dan inovatif,” papar Fikri yang dihubungi Republika melalui telepon genggamnya, Jumat (12/11).
Ia menyontohkan, jika ia terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI periode 2010-2012, ia akan membuat ring back tone (RBT) HMI sebagai salah satu sumber pendanaan keorganisasian. Dari RBT tersebut, jika 100.000 anggota memiliki RBT tersebut, keuntungan yang akan diraih sekitar Rp 500 juta setiap bulannya. Sedangkan anggota HMI hingga 2010, tercatat sekitar 400.000 anggota dan 40 juta orang alumni.
Mengenai pemilihan ketum yang rencananya digelar Jumat (12/11) malam, ia tetap merasa optimis dapat melangkah ke putaran kedua. Dengan begitu, ia merasa yakin dapat meraih dukungan minimal dari 20 cabang untuk melangkah ke putaran kedua dan memperebutkan 372 suara delegasi untuk menjadi Ketua Umum HMI yang baru.