REPUBLIKA.CO.ID.SURABAYA--Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan pembangunan Wisma Haji Indonesia di Tanah Suci batal, karena terkendala perizinan dari Pemerintah Arab Saudi. "Ada pengamat yang mengatakan pemerintah Indonesia kok bodoh tidak membangun asrama (wisma) haji agar tidak repot mencari pemondokan setiap tahun," katanya, di Surabaya, Senin.
Setelah melepas 454 calon haji (calhaj) Lamongan di Bandara Juanda Surabaya, Menag menegaskan bahwa pemerintah sebenarnya sudah lama sekali mengusahakan hal itu (Wisma Haji Indonesia). "Bahkan, investor dari Arab sendiri banyak yang mau, termasuk investor Indonesia juga mau untuk membangun tower bagi 221 ribu calon haji," katanya.
Masalahnya, kata Ketua Umum DPP PPP ini, bukan terletak pada dana, tetapi perizinan dari Pemerintah Arab Saudi sendiri. "Itu karena bila diizinkan akan ada dampak kepada masyarakat Arab sendiri, sebab rumah mereka biasanya disewa calhaj Indonesia, tetapi peluang itu akan hilang bila ada Wisma Haji Indonesia," katanya.
Ditanya evaluasi pelayanan haji 2010, Menag mengatakan pelayanan calhaj secara umum cukup baik, kecuali keamanan calhaj di Tanah Suci yang perlu ditingkatkan. "Alhamdulillah, sampai hari ini baik, kecuali keamanan jemaah di Tanah Suci yang perlu perhatian, karena mereka masih sering mengalami penipuan, pencurian, dan sejenisnya. Barangkali, jumlah petugas keamanan masih kurang," katanya.
Namun, kata menteri, pelayanan ibadah sudah lebih baik daripada tahun 2009, karena Pemondokan Ring I tahun ini mayoritas berjarak 2.000 meter dari Masjidil Haram. "Ada 125 ribu jemaah atau 63 persen jemaah tinggal di Ring I, sehingga memudahkan mereka untuk beribadah, sedangkan tahun 2009 justru hanya 27 persen atau 57 ribu yang di Ring I," katanya.
Sebaliknya, pemondokan di Madinah (kawasan Markaziah yang berjarak 500 meter dari Masjid Nabawi) sudah 95 persen, padahal tahun sebelumnya hanya 87 persen. "Jadi, jemaah yang tinggal di kawasan nonmarkaziah hanya sedikit. Itu pun hanya berjarak 700 meter, padahal sebelumnya nonmarkaziah itu berjarak 1-2 kilometer," katanya.
Ia mengatakan lokasi pemondokan yang dekat itu akan mengurangi jumlah calhaj yang kesasar (tersesat) sepulang beribadah dari Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. "Calhaj kesasar akan jauh berkurang, karena jarak yang dekat, kemudian jarak yang dekat akan memotivasi calhaj untuk beribadah," kata Menteri yang berjanji akan mengontrol dapur katering di Tanah Suci dalam waktu dekat.
Dalam pelepasan 454 calhaj Lamongan, Menag sempat mengawali acara dengan berdialog dengan calhaj tertua bernama Wahid (89), sedangkan sejumlah calhaj tampak menangis ketika Menag menyampaikan ucapan selamat jalan. "Hanya seorang calhaj yang tertunda berangkat yaitu Ny Rusni binti Ihsan (70) yang kelelahan dan diare dari daerah. Insya Allah, beliau akan berangkat jika sudah sembuh," kata staf Humas PPIH Embarkasi Surabaya H Sugianto.
sumber : ant
Advertisement