REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH-–Mufti Besar Makkah mengimbau jamaah agar tidak memberikan santunan kepada para pengemis. Aisha, pengemis asal Somalia, seperti dikutip Arabnews, Jumat, mengatakan banyak pengemis dari Jeddah dan kota-kota di sekeliling Makkah mulai berdatangan di Makkah. ‘’Datang lebih awal untuk memilih lokasi strategis di luar dan dekat Masjidil Haram,’’ ujar Aisha.
Menurut Aisha, mereka datang tidak sekadar sebagai individu untuk mengemis. Mereka telah dikerahkan untuk tujuan mendapat uang sebanyak-banyaknya. Malam hari, mereka berkumpul. Kemudian, kata Aisha, ‘’Membagi uang hasil mengemis di antara anggota mereka, kemudian berpencar lagi.’’ Nantinya, mereka akan meninggalkan Makkah secara bersama-sama.
Para pengemis di Makkah, bisa berbahasa Indonesia sepatah-dua patah kata. Para pengemis di Jabal Nur, misalnya, mereka rajin menyapa jamaah dari Indonesia yang akan ke Gua Hira. ‘’Haji, haji… Indonesi baguuusss. Indonesi..satu riyal satu riyal,’’ teriak mereka, sambil mengulurkan tangan menggapai tangan jamaah, Selasa (19/10) sore.
Begitu mengeluarkan riyal, pengemis lain pun akan semakin semangat memintanya, karena mereka melihat telah mengulurkan riyal kepada salah satu pengemis. Kalau tidak mau memberi, mereka bisa menarik barang yang ada pada tubuh kita. Fotografer Antara, Saptono Soemardjo, mengalami hal itu, setelah ia mengulurkan satu riyal kepada salah satu pengemis. Kameranya dipegangi pengemis lain. Saptono pun memelototi pengemis itu, sambil mengacungkan tangannya dalam posisi hendak menyentil. Kamera pun dilepas.
Meski ada imbauan, Cepi tak bisa melarang sepenuhnya agar jamaah tak memberikan santunan. ‘’Ini masalah keyakinan masing-masing dalam bersedekah. Baik juga kalau santunan diberikan saja di Tanah Air, toh masih banyak yang kekurangan di Tanah Air,’’ ujar Cepi.