REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Angka kriminalitas pada musim haji tahun ini diprediksi masih akan tinggi dimana selama sembilan hari terakhir, setidaknya sudah ada 20 kasus riminalitas. Mayoritas kasus itu terjadi untuk sementara berada di wilayah Madinah. Sedangkan angka kriminalitas di Mekkah juga diprediksi semakin meningkat.
"Keamanan harus menjadi perhatian serius karena angka kriminalitas banyak diperkirakan naik tajam. Mereka memanfaatkan jumlah jamaah haji kita yang sangat banyak," ujar Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Prof Istibsjaroh kepada wartawan di kantor daker Jeddah, Selasa (19/10).
Pihaknya meminta adanya peningkatan keamanan ini setelah melakukan pemantauan langsung di lapangan sekitar 10 hari terakhir di Jeddah, Madinah dan Mekkah. Menurut Istibsjaroh, Madinah menjadi sasaran pelaku selama ini karena memang jamaah belum bergeser ke Mekkah. Setelah ada pergeseran ke Mekkah, dia yakin banyak pelaku kejahatan yang juga beraksi di kota suci ini.
Wakil Ketua Bidang Keamanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Chambali mengakui ancaman tindakan kriminalitas pada jamaaah haji tahun ini cukup besar. Sebab jumlah jamaah yang besar tentu mengundang para penjahat melakukan aksinya. Dia juga tidak memungkiri potensi kiriman pelaku kejahatan dari Tanah Air. Jumlah mereka pun juga tidak sedikit karena bagian dari sindikat.
"Potensi itu tetap ada karena memang selama ini yang kita temukan pelakunya dari Indonesia sendiri," jelas dia.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Jeddah, Ahda Barori membenarkan bahwa tahun ini, diperkirakan jumlah jamaah haji adalah yang terbesar. Total jumlah jamaah haji Indonesia tahun ini mencapai 221.000 orang.
Hampir seluruh negara Islam mendapatkan tambahan kuota, seperti Indonesia yang bertambah 10.000 orang dari kuota semula 211.000 orang. Sesuai rencana, mulai Rabu, 20 Oktober 2010, jamaah haji Indonesia akan masuk ke Mekkah setelah sembilan hari menjalankan arbain sekaligus berziarah di Madinah.