REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Pemerintah Kerajaan Arab Saudi baru akan menguji coba 30 persen dari kapasitas monorail (qithar almasyair) di Armina (Arafah- Muzdalifah-Mina)untuk musim haji tahun ini. Itu pun baru sebatas jamaah haji Arab Saudi dan Timur Tengah.
Ditanya tentang mengapa jamaah haji Indonesia belum boleh menaiki monorail tersebut, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi Syaerozi Dimyati mengatakan karena adanya perbedaan mahzab. "Ada mahzab yang meyakini tidak perlu mabit (bermalam) di Muzdalifah, sehingga penggunaan monorail bisa lebih efisien," ujarnya di Jeddah Kamis (14/10).
Proyek monorail yang dicetuskan oleh Gubernur Mekah ini, akan melintasi Arafah hingga Mina sepanjang 8,5 kilometer. Sebagaimana diketahui, pada puncak musim haji, jalur armina ini menjadi titik kritis. Penyebabnya tiga juta jamaah haji dari seluruh duni akan tumpah ke jalan dan memadati secara bersamaan di ketiga wilayah ini.
Ditambahkan Syaerozi, monorail yang ada saat ini baru dibangun satu jalur. Nantinya akan ada dua jalur pulang pergi untuk mengangkut jamaah haji dari seluruh dunia. "Tentu pembangunan ini akan menjadi solusi memecah padatnya masalah transportasi di Armina," katanya.
Sementara itu Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman Gatot Abdullah Mansyur mengatakan proyek monorel dipastikan bisa beroperasi penuh pada 2011. Tak hanya Armina, nantinya monorail juga akan menghubungkan kota-kota perhajian, seperti Mekkah dan Madinah.
"Kami beberapa hari lalu melakukan pertemuan dengan gubernur Mekkah, dipastikan proyek ini bisa dioperasikan seluruhnya tahun depan," kata Gatot.
Monorel ini tergolong proyek tranportasi besar yang dilakukan pemerintah Arab Saudi untuk menunjukkan komitmen tingginya terhadap pelayanan jamaah haji. Gatot memperkirakan pada tahun ini jumlah jamaah yang bisa diangkut oleh monorel baru mencapai 150 ribu hingga 200 ribu orang. Untuk mewujudkan proyek ini, pemerintah Arab Saudi terus mengebut pengerjaannya. Sebagian besar pekerja proyek ini dari Cina.