REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Horst Seehofer, pemimpin CSU (Christian Social Union) Bavaria yang merupakan bagian dari pemerintahan koalisi federal Jerman mengatakan bahwa Jerman seharusnya tidak membuka pintu lebar-lebar terhadap datangnya imigran muslim.
Belakangan, komentarnya itu dikecam oleh kalangan oposisi dan beberapa sekutu politiknya. Pembicaraan atau perdebpatan seputar integrasi para imigran Muslim di Jerman kembali tersulut setelah pernyataan Seehofer yang kontroversial bahwa Jerman tidak seharusnya menerima imigran Muslim atau Arab.
Sebelumnya dalam pertemuan antara Kanselir Jerman Angela Merkel dengan Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan, dengan beberapa pemimpin di Jerman, kembali menyatakan bahwa pembicaraan untuk keanggotaan Turki di Uni Eropa adalah tetap "terbuka-berakhir dengan tanpa jaminan", Seehofer menyebutkan hal itu pengecualian bagi beberapa kelompok imigran di Jerman.
"Jelas bahwa imigran dari lingkaran budaya lainnya, seperti Turki atau negara Arab, memiliki waktu yang sulit," katanya kepada majalah berita mingguan FOCUS. "Dan itu membawa saya pada suatu kesimpulan bahwa kita tidak membutuhkan lagi imigran dari lingkaran budaya yang lain," tambahnya.
Pada konferensi partai regional, Seehofer juga menyatakan bahwa konsep Partai Hijau tentang multikulturalisme telah gagal. "Kenyataan telah mengatakan bahwa multikultural telah mati," tandasnya.