REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Agama Suryadharma Ali mengakui pelaksanaan ibadah haji kadang mengundang kekhawatiran karena meski merupakan kegiatan rutin namun sangat dinamis. Hal itu dapat terlihat dari perkembangan baru yang menonjol pada 2010, yaitu bertambahnya jumlah kuota haji Indonesia dari 210 ribu menjadi 221 ribu, kata Menteri Agama Suryadharma Ali pada pengarahan pembukaan Qurah Maktab Jamaah Haji Indonesia 1431 H/2010 M di Jakarta, Selasa (28/9).
"Perkembangan itu mempengaruhi persiapan yang dilakukan," katanya pada acara yang dihadiri Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh Slamet Riyanto, Dubes RI untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur, Konjen RI di Jeddah Zakaria Anzar.
Idealnya, menurut Menag, jamaah haji dapat menempati pemondokan dekat dengan Masjidil Haram agar mudah melaksanakan ibadah tanpa menggunakan transportasi yang pengaturannya sangat rumit. Tapi, kata dia, hal itu tidak mudah karena beberapa hal, seperti jumlah jamaah haji Indonesia yang sangat besar dengan persaingan perolehan pondokan dengan negara lain sangat ketat dan harga sewa pondok yang sangat kompetitif.
Kenyataan di lapangan sulit dihindari. Karena itu, Suryadharma menambahkan, harus dicarikan solusinya dengan kiat-kiat khusus yang dapat mengurangi tekanan pasar dalam penyewaan rumah dan mengatasi masalah lainnya. Bertolak dari pemikiran tersebut, kata dia, penyewaan rumah tahun ini dilakukan lebih dini dengan menurunkan tim sembilan. Semua itu dimaksudkan agar tim memiliki kesempatan untuk memilih lokasi pemondokan dengan harga logis dan terjangkau.
Menag mengatakan, jumlah pemondokan yang akan ditempati jamaah dan petugas di Mekkah sebanyak 347 rumah berkapasitas 200.855. Sebanyak 210 rumah berkapasitas 125.845 (63 persen) masuk dalam kategori ring satu. Sebanyak 164 rumah berkapasitas 75.010 (37 persen) masuk ring dua. Jamaah yang pemondokan di ring satu tidak ada pengembalian dan transportasi.
Sedangkan yang menempati pemondokan di ring dua disediakan transportasi dan jamaah mendapat pengembalian sisa uang sewa rumah secara riil. Ia menjelaskan pula, sesuai dengan ketentuan pemerintah Arab Saudi, jamaah yang menempati pemondokan dengan jarak lebih dari 2.000 meter dari Masjidil Haram harus disediakan fasilitas transportasi untuk mendekatkan jamaah ke Masjidil Haram.
Tentang pemondokan di Madinah, ada peningkatan mencolok dari tahun lalu. Target mendapat pemondokan di Markaziyah 95 persen dan lima persen di non-Markaziyah tercapai. Jamaah yang mendapat pemondokan di luar Markaziyah mendapat pengembalian uang sebesar 100 real Arab Saudi.