REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta umat Islam Indonesia menghindari konflik dan perselisihan yang menyebabkan keutuhan dan kerukunan bangsa Indonesia terganggu. NU berpesan, terutama saat Ramadhan, masyarakat benar-benar menjaga kerukunan.
Menurut Katib Aam PBNU, Malik Madani, Ramadhan adalah bulan suci yang harus disambut dengan hati yang bersih dengan menyatukan hati, pikiran, dan gerakan . “Ramadhan-lah saat yang tepat untuk memberikan contoh kehidupan damai,” kata dia di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa(10/8)
Malik mengemukakan, selama Ramadhan tidak perlu dilakukan penyisiran terhadap tempat-tempat hiburan yang dapat mengkibatkan tindakan anarkis. Aksi penyisiran yang berakhir anarkis justru akan mengurangi nilai kekhusyukan dan kehikmatan berpuasa itu sendiri. Padahal, tuturnya, kewajiban yang dibebankan terhadap umat Muslim hanya sebatas mengimbau dan tidak boleh memaksakan kehendak.
Sebagai penduduk mayoritas, kata Malik, selama berpuasa umat Islam dituntut memberikan contoh dan teladan tentang toleransi dan kedamaian antarumat beragama. “Pemaksaan itu justru bertentangan dengan semangan kedamaian yang kita cita-citakan bersama,” tegas dia.