Jumat 16 Jul 2010 19:08 WIB

Iklan Kubu Anti-Masjid Ground Zero Ditolak Stasiun TV

Rencana pembangunan masjid di Ground Zero
Foto: ibtimes
Rencana pembangunan masjid di Ground Zero

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Angkat topi buat stasiun TV NBC dan CBS. Meski bakal penghasilkan kocek lumayan, namun iklan anti pembangunan masjid di bekas reruntuhan gedung WTC mereka tolak.  Alasannya, iklan itu "mengandung pesan yang tak jelas".

Iklan itu mengambil sikap radikal terhadap rencana pembangunan masjid di Ground Zero sebagai kesempatan untuk menyembuhkan trauma atas serangan 11 September 2001. Langkah pembangunan masjid telah disetujui pemerintah setempat.

Media ASmengutip sumber-sumber di NBC dan jaringan CBS mengatakan mereka menolak untuk pemasangan iklan yang berjudul Kill The Ground Zero Mosque.

Dalam video iklan itu, narator menyebutkan, "Pada 11 September mereka menyatakan perang melawan kita." Ada latar belakang bunyi tembakan saat narasi dibacakan, dan gambar pesawat yang dibajak dan diempaskan ke salah satu sisi  World Trade Center pada 11 September 2001. 'Masjid itu adalah monumen kemenangan mereka. Maka marilah bergabung untuk berjuang "membunuh" Masjid Ground Zero."

Manajer iklan NBC Universal,  Jennifer Riley menulis bahwa iklan tersebut tidak pernah menjelaskan apakah referensi untuk kata "mereka" berarti teroris atau organisasi Islam yang mensponsori proyek masjid. "Akibatnya, iklan tersebut tidak dapat diterima," ujar Riley diplomatis.

Video ini telah menerima lebih dari 139 ribu hit di YouTube dan didanai oleh organisasi yang disebut National Republican Trust, yang bukan bagian dari Partai Republik.

Pendukung mengatakan pusat Islam dan masjid yang diusulkan dua blok dari Ground Zero akan mengubah stereotip negatif tentang Islam yang telah meluas di kota dan di seluruh negara itu sejak 9 / 11. Kelompok di belakang proyek telah membeli bangunan itu dan sedang menunggu izin dari komisi landmark kota untuk menyamaratakan struktur dan memulai pembangunan. Walikota Michael Bloomberg dan para pejabat kota terkemuka telah berbicara dalam mendukung gagasan itu.

sumber : AFP via The Straits Times
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement