Jumat 28 Apr 2023 07:08 WIB

Kepada Pemerintah, Pimpinan Pesantren Al Zaytun Bilang akan Beri Kejutan

Pimpinan Pesanrren Al Zaytun memberikan klarifikasinya kepada pemerintah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Hafil
 Kepada Pemerintah, Pimpinan Pesantren Al Zaytun Bilang akan Beri Kejutan. Foto:  Sejumlah pejabat Kemenag Kabupaten Indrmaayu saat bersilaturahim dengan Pimpinan Mahad Al-Zaytun Indramayu, Rabu (26/4/2023).
Foto: Dok. Kemenag Kabupaten Indramayu
Kepada Pemerintah, Pimpinan Pesantren Al Zaytun Bilang akan Beri Kejutan. Foto: Sejumlah pejabat Kemenag Kabupaten Indrmaayu saat bersilaturahim dengan Pimpinan Mahad Al-Zaytun Indramayu, Rabu (26/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Meski telah membuat heboh jagat maya karena sholat Idul Fitri yang viral, tak membuat Pesantren Al Zaytun akan berhenti membuat kejutan. Kepada pemerintah, Pesantren Al Zaytun bilang akan buat kejutan selanjutnya.

Hal tersebut diungkapkan Kasubag TU Kantor Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar, usai bersilaturahim dengan Pimpinan Mahad Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang. Silaturahim itu dilaksanakan di Mahad Al-Zaytun pada Rabu (26/4/2023).

Baca Juga

Aan menambahkan, dalam pembicaraan tersebut juga sempat terlontar pernyataan dari pimpinan Mahad Al-Zaytun bahwa mereka akan membuat kejutan. Namun, kejutan tersebut bersifat positif.

‘’Tidak tahu apa. Katanya wait and see,’’ pungkas Aan.

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu telah menerima penjelasan dari pimpinan Mahad Al-Zaytun Indramayu, terkait pelaksanaan sholat Idul Fitri 1444 H di mahad tersebut yang viral.

Penjelasan itu disampaikan saat sejumlah pejabat Kemenag Indramayu bersilaturahim dengan Pimpinan Mahad Al-Zaytun Indramayu, Syekh Panji Gumilang, di Mahad Al-Zaytun, Rabu (26/4/2023).

‘’Alhamdulillah diterima sangat baik. Kami diterima langsung oleh Syekh Panji Gumilang,’’ kata Aan, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/4/2023).

Aan menyebutkan, ada sejumlah poin yang ditanyakannya kepada pimpinan Al-Zaytun terkait sholat Idul Fitri 1444 yang viral kemarin. Di antaranya, mengenai shaf jamaah yang dibuat berjarak.

Mengenai hal tersebut, Aan menerima penjelasan bahwa pihak Mahad Al-Zaytun mengambil dasar hukumnya dari Alquran Surat Al Mujadalah ayat 11. Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.....’’.

Selain itu, disampaikan pula bahwa Islam tidak melarang pelaksanaan sholat berjarak. Malah dianjurkan memberikan ruang kepada orang agar jangan terlalu berdesak-desakan.

‘’Saya juga kaget mereka menggunakan (dasar hukum) Surat Al Mujadalah ayat 11. Tapi mungkin tafsiran beliau seperti itu. Kita menghargai tafsiran beliau seperti itu terkait dengan jarak yang digunakan,'’ cetus Aan.

Selain itu, lanjut Aan, pihak Mahad Al-Zaytun juga sangat memperhatikan protokol kesehatan. Di saat pemerintah menganjurkan agar masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan saat mudik lebaran, Al-Zaytun menerapkannya dan tidak hanya sebatas imbauan.

’Jadi memberikan ruang bagi satu sama lain agar merasa nyaman satu dengan yang lain terkait sosial distancing. Protokol kesehatan di Alzaytun memang jadi pilihan mereka sejak awal,’’ terang Aan.

Baca juga : Jadi Dalil Sholat di Al Zaytun, Ini Tafsir Surah Al Mujadalah Ayat 11

Terkait adanya seorang jamaah perempuan di barisan depan jamaah laki-laki, pihak Kemenag Indramayu mendapat penjelasan bahwa hal itu sebagai bentuk pemuliaan terhadap perempuan.

‘’Jadi perempuan tidak mesti berada di sudut ujung beradanya. Itu pemahaman dia. Dan kami menghargai pemahaman dan pola pikir beliau terkait memuliakan perempuan,’’ cetus Aan.

Bahkan, lanjut Aan, pimpinan Mahad Al-Zaytun malah bertanya balik tentang kesalahan dalam memuliakan perempuan.

‘’Dan perempuan yang ada di samping saya itu perempuan yang sangat saya muliakan sekali. Apakah salah ketika saya memuliakan seorang perempuan?,’’ kata Aan menirukan ucapan pimpinan Mahad Al-Zaytun.

Aan mengaku tidak menanyakan secara langsung kepada pimpinan Mahad Al-Zaytun mengenai identitas jamaah perempuan tersebut. Namun dari informasi yang diperolehnya dari sumber lain, jamaah perempuan tersebut merupakan istri dari Syekh Panji Gumilang.

Baca juga : Al Zaytun & NII KW9: Hasil Sebuah Operasi Intelijen? (bag 1)

Aan pun mengaku sudah menyampaikan pernyataan pengurus MUI Pusat, yang menyatakan bahwa sholat yang didalamnya bercampur jamaah laki-laki dan perempuan itu merupakan makruh, meski sholatnya tetap sah.

Namun, lanjut Aan, pihak Al Zaytun menyatakan bahwa hal itu merupakan sebuah pilihan. Pasalnya, makruh bersifat abu-abu.

 ‘’Dan sholat Id itu sunah. Kenapa yang sunah harus dipermasalahkan?,’’ kata Aan kembali menirukan ucapan pimpinan Mahad Al-Zaytun.

Sementara itu, mengenai adanya dua orang badal di samping imam, Aan menjelaskan, bahwa keduanya dipersiapkan untuk menggantikan imam. Hal itu jika terjadi sesuatu pada imam, yang membuat imam tersebut tidak dapat meneruskan sholatnya.

Sedangkan mengenai adanya seorang laki-laki Nasrani yang ikut dalam barisan jamaah sholat Id, Aan menyatakan bahwa Mahad Al-Zaytun selama ini menerapkan moderasi yang sangat bagus.

Baca juga : Kronologi Penemuan Atlet David Jacobs di Rel Kereta Hingga Meninggal

‘’(Seorang Nasrani ditempatkan di barisan depan jamaah sholat) itu mungkin menghormati,’’ tutur Aan.

Lebih lanjut Aan menyatakan, Kemenag hanya bisa memberikan arahan dan tidak bisa memaksakan suatu paham atau ajaran yang diyakini kelompok tertentu. Selagi ajaran tersebut tidak menyimpang. Dia mencontohkan, di Indonesia ada NU, Muhammadiyah, Persis, Al Wasliyah, Al Irsyad dan lainnya.

‘’Mereka muslim semua. Kita tidak bisa memaksakan dengan konsep pemahaman keagamaan mereka,’’ tukas Aan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement