Senin 06 Jul 2020 23:37 WIB

Layanan Bayt Alquran Museum Istiqlal Kembali Dibuka

Bayt Alquran menjadi salah satu destinasi wisata religi di DKI Jakarta.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Layanan Bayt Alquran Museum Istiqlal Kembali Dibuka. Koleksi Mushaf terkecil diperlihatkan di Museum Bayt Al-Qur`an dan Museum Istiqlal (BQMI), TMII, Jakarta.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Layanan Bayt Alquran Museum Istiqlal Kembali Dibuka. Koleksi Mushaf terkecil diperlihatkan di Museum Bayt Al-Qur`an dan Museum Istiqlal (BQMI), TMII, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi meresmikan pembukaan kembali Layanan Bayt Alquran dan Museum Istiqlal (BQMI) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin (6/7).

Pembukaan kembali layanan BQMI dilaksanakan setelah ia memastikan kesiapan Bayt Alquran dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat di era normal baru. Pelayanan diberikan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagaimana yang diwajibkan pemerintah. 

Baca Juga

"Pembukaan layanan Bayt Alquran ini dengan memberlakukan protokol kesehatan Covid-19 di era normal baru," kata Zainut dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (6/7).

Layanan BQMI sempat ditutup sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta pada 16 Maret silam. Sejak itu, BQMI tidak melayani pengunjung.

Dengan pembukaan kembali BGMI, Zainut menyampaikan apresiasinya kepada Lajnah Pentashihan Mushaf AL-Qur’an (LPMQ) Balitbangdiklat Kemenag yang selama ini telah berusaha mengawal kesahihan kitab suci Alquran dan meningkatkan pemahaman masyarakat Muslim Indonesia terhadap kitab sucinya melalui kajian dan penerbitan tafsir dan literatur Alquran.

Dia juga mengapresiasi berbagai langkah inovatif yang dilakukan oleh LPMQ dalam menjaga dan melestarikan warisan karya tulis Alquran dan arsitektur Islam melalui Bayt Alquran dan Museum Istiqlal. Zainut menegaskan Alquran merupakan satu-satunya kitab suci yang paling banyak dicetak dan beredar di kalangan masyarakat.

Karena itu, penting menjaga kesahihan teks Alquran agar terhindar dari kesalahan dalam bentuk apa pun. Sekalipun telah ada jaminan keotentikan Alquran secara langsung dari Allah, lanjutnya, namun tetap diperlukan kerja sama antara lembaga-lembaga yang terkait yakni Kementerian Agama, LPMQ, Majelis Ulama Indonesia (MUI), penerbit, percetakan, dan masyarakat dalam menjaga orisinalitas tulisan dan bacaan Alquran.

Zainut juga menekankan selain menjaga kesahihan teks Alquran, hal yang pentingnya adalah menghadirkan pemahaman Alquran yang moderat (washatiyah). LPMQ bisa menjadi garda utama dalam menyosialiasikan prinsip-prinsip moderasi dalam beragama melalui literasi Alquran dengan menggiatkan kajian-kajian Alquran yang sistematis agar nilai-nilai Alquran senantiasa hidup dan membawa kemaslahatan bagi masyarakat muslim Indonesia. 

Dia berharap Bayt Alquran dan Museum Istiqlal tidak hanya sebagai sarana menyimpan koleksi-koleksi Alquran, tetapi bisa menjadi sarana rekreasi dan edukasi Alquran dan tidak kalah saing dari museum-museum yang lain. Untuk menjadi sarana rekreasi yang edukatif, pihaknya menganggap perlu dilakukan modernisasi sehingga lebih menarik minat masyarakat untuk mengunjunginya. Termasuk peningkatan layanan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi sesuai dengan era internet kini.

"Sehingga layanan dari BQMI dapat memanifestasikan berkah dari Alquran dalam terus mendukung berkembangnya umat Islam yang memiliki kesalehan personal sekaligus kesalehan sosial," ujarnya.

Zainut juga mengatakan, pembukaan layanan Bayt Alquran dengan memberlakukan protokol kesehatan Covid-19 di era normal baru diharapkan dapat memastikan segala aktivitas di BQMI berjalan dengan baik, masyarakat pecinta Alquran pun diharapkan dapat terlayani dengan kesehatan mereka tetap terjaga.

Menurut Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kemenag, Muchlis M Hanafi yang turut mendampingi Wakil Menteri Agama pada kegiatan ini, BQMI TMII selama ini menjadi salah satu destinasi wisata religi di DKI Jakarta. Banyak pelajar dan peneliti yang berkunjung untuk belajar dan meneliti terkait perkembangan pentashihan dan pengkajian Alquran di Indonesia.

 "Sejak 1 Januari 2020 hingga 15 Maret 2020 tidak kurang dari 23.200 orang telah berkunjung ke BQMI," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement