Jumat 03 Nov 2017 13:11 WIB

Kisah PRT yang Gemar Berinfak dan Semua Anaknya Kuliah

Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS (kiri).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Ini kisah nyata yan dituturkan pakar zakat Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS.  Empat tahun silam, sewaktu masih menjabat ketua umum Baznas, ia diundang menghadiri pertemuan orang-orang yang rutin mengeluarkan zakat dan infak di sebuah masjid di Surabaya.

Ada kisah menarik, ternyata dua orang wanita yang tinggal satu rumah sama-sama anggota  ahli zakat dan ahli infak di masjid tersebut. Mereka melakukannya sudah bertahun-tahun, tapi sama-sama saling tidak mengetahui. Yang satu adalah majikan (nyonya rumah), sedangkan yang satu lagi adalah pembantu rumah tangga (PRT) di rumah keluarga tersebut.

“Yang lebih menarik lagi adalah PRT itu jumlah infaknya lebih besar, yakni Rp 60 ribu per bulan. Sedangkan majikannya mengeluarkan infak di masjid tersebut Rp 50 ribu per bulan. Kita berbaik sangka, mungkin beliau menyalurkan infaknya ke tempat-tempat yang lain,” kata Kiai Didin Hafidhuddin saat mengisi pengajian guru Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat (3/11) pagi.

Kiai Didin merasa penasaran kepada PRT tadi. Ia lalu menanyakan kepada PRT itu apa pekerjaan suaminya dan berapa penghasilan mereka sebulan. PRT itu mengatakan, jumlah penghasilan total ia dan suaminya Rp 600 ribu sebulan. Berarti ia mengeluarkan infak 10 persen dari total penghasilannya, yakni Rp 60 ribu. “Ini ‘kan luar biasa. PRT itu menyisihkan 10 persen penghasilannya untuk berinfak,” ujar Guru Besar Agama Islam IPB Bogor itu.

Kiai Didin lalu bertanya lagi kepada PRT itu, berapa jumlah anaknya. Dia katakana bahwa anaknya berjumlah lima. “Hal yang mengejutkan lagi, ternyata kelima anaknya kuliah dan mereka kuliah di  universitas-universitas terkemuka di Jawa Timur, antara lain UNAIR dan ITS,” tutur Didin.

Ia pun merasa makin kagum kepada PRT itu. “Dalam pikiran kita yang pendek, sebuah keluarga dengan penghasilan Rp 600 ribu sebulan, mereka mengeluarkan infak Rp 60 ribu, dan punya anak lima orang, semuanya kuliah, dari mana biaya untuk kuliah,” kata Direktur Program Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu.

Maka, Kiai Didin pun bertanya lagi kepada PRT itu, “Dari mana biaya sekolah anak-anak Ibu?" Ibu itu pun menjawab, “Mereka sejak SD selalu juara umum, sehingga mendapatkan beasiswa sejak SD sampai kuliah.”

“Subhanallah. Ibu ini telah membuktikan bahwa orang yang rajin mengeluarkan zakat, infak dan sedekah (ZIS), Allah jamin rezekinya tidak akan berkurang, justru sebaliknya bertambah berlipat-lipat. Benar sekali firman Allah dalam Surat Ar-Rum ayat 39, orang yang mengeluarkan ZIS, maka hartanya Allah lipatgandakan, baik nominalnya maupun keberkahannya. ZIS itu menjadi penambah dan pengembang hartanya,” papar Kiai Didin Hafidhuddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement