Ahad 14 Feb 2016 11:40 WIB

Baznas Jabar Tahun Ini Targetkan Himpun Zakat Rp 10 Miliar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Baznas
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Baznas

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Barat menargetkan tahun ini bisa menghimpun zakat dari masyarakat hingga Rp 10 miliar.

Lembaga pengelola zakat ini, akan terus berupaya menumbuhkan kepercayaan publik sebagai kunci agar penghimpunan dapat lebih optimal.

"Kami optimistis realisasi penghimpunan zakat tahun ini bakal lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," ujar Ketua Baznas Jabar KH Arif Ramdani kepada wartawan, Ahad (13/1).

Arif optimistis, target tahun ini bisa tercapai mengingat realisasi penghimpunan zakat tahun lalu yang cukup tinggi. Selain di provinsi, saat ini sudah ada baznas di 27 kabupaten/kota di Jabar. Sehingga, akan memudahkan penghimpunan zakat.

Menurut Arif, penghimpunan zakat di tingkat provinsi masih menjadi yang paling besar dengan membidik PNS Pemprov dan Kanwil Kemenag serta individu. Khusus untuk tingkat provinsi, penghimpunan zakat di tahun ini bisa mencapai Rp 6 miliar hingga Rp7 miliar.

"Pencapaian zakat provinsi sendiri, tahun lalu mencapai Rp5 miliar," katanya.

Agar penghimpunan zakat di lebih maksimal, kata dia, pihaknya melakukan penataan di internal dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), akuntabilitas dan profesionalisme.

Baznas juga, kata dia, berupaya mendorong penghimpunan zakat di daerah melalui pemberian penghargaan khusus kepada kabupaten/kota berprestasi.

Sebagai contoh, Kabupaten Sumedang mendapat penghargaan Zakat Award karena menjadi yang terbaik dalam pengelolaan kelembagaan sedangkan Kuningan terpilih karena memiliki dukungan IT yang mumpuni.

"Kami akan terus melakukan pembinaan dan pelatihan kepada kabupaten/kota, namun tetap perlu dukungan penuh dari kepala daerahnya masing-masing," katanya.

Menurut Arief, kepercayaan dari masyarakat menjadi kunci dalam penghimpunan zakat. Karena itu, pihaknya terus berusaha membangun kesadaran masyarakat melalui berbagai kegiatan sosialisasi. Ia menilai, potensi zakat di Jabar sangat besar karena punya penduduk banyak, lebih dari 46 juta jiwa. Selain itu, provinsi ini juga menjadi pusat industri nasional.

"Wilayah perkotaan seperti Bandung punya potensi zakat yang menjanjikan, tapi penghimpunan zakatnya belum optimal," katanya.

Dikatakan Arief,  zakat sangat bermanfaat di antaranya untuk membantu korban bencana alam. Baru-baru ini, pihaknya menyalurkan bantuan bagi para korban banjir bandang di RT 05/08 Kampung Cijotang, Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cibeunying, Kabupaten Bandung.

Bencana yang terjadi pada 8 Februari lalu itu, kata dia, menyebabkan 10 rumah warga terendam banjir. Bantuan difokuskan kepada 10 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban meluapnya anak Sungai Cidurian. Namun, bantuan ini bersifat bantuan tanggap darurat atau bantuan stimulus pascabencana.

Bentuk bantuan yang diberikan, kata dia, berupa kebutuhan pokok seperti, beras, mie instan, minyak goreng. Terdapat pula bantuan berupa peralatan seperti kasur, selimut, pakaian layak pakai, dan perlengkapan sekolah.

"Kami tidak akan berdiam diri saat terjadi bencana. Meski jumlah bantuannya sangat terbatas namub diharapkan berharap bagi para korban," katanya.

Sementara itu, Rumah Zakat (RZ) menargetkan bisa menghimpun zakat dari masyarakat capai Rp 270 miliar. Target tersebut, meningkat sekitar 20 persen dibandingkan capaian 2015. Yakni, dari Rp 230 miliar capaian zakat pada tahun lalu, 2016 ditargetkan menjadi Rp  270 miliar.

"Jumlah penerima manfaat juga meningkat. Tahun lalu, sebanyak 4,4 juta. Tahun ini, menjadi 6 juta," ujar CEO RZ Nur Efendi, kepada wartawan.

Menurut Nur, tahun ini RZ pun meluncurkan program baru untuk membantu 723 Kelurahan. Program tersebut, bernama Sharing Happiness Bandung. Yakni, sebuah gerakan berbagi untuk menyebarkan kebahagiaan melalui perbaikan kondisi sosial kemasyarakatan di 723 kelurahan dan desa yang tersebar dari Aceh hingga Papua. 

Pemilihan wilayah tersebut, kata dia, berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Fasilitator Integrated Community Development (ICD). Diharapkan dengan menggulirkan kampanye Sharing Happiness, RZ bersama masyarakat bisa memberikan kontribusi dalam indeks pembangunan melalui beragam program pemberdayaan. Sharing Happiness ini, merupakan gerakan lanjutan dari Berbagi Senyum, yang diluncurkan tahun 2014 dan dilanjutkan hingga akhir 2015.

Tahun lalu, kata dia, RZ bersama para donatur, mitra, dan relawan telah merealisasikan 4.487.649 layanan manfaat dari program pemberdayaan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan yang berada di 723 kelurahan dan desa.

"Program ini, kami sebut dengan wilayah Intergrated Community Development atau ICD," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement