REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengentasan kemiskinan masih menjadi fokus Rumah Zakat tahun ini. CEO Rumah Zakat Indonesia, Nur Efendi mengatakan setidaknya, ditargetkan pengentasan kemiskinan sebesar 1,5 persen pada 2017 lalu.
"Penyaluran zakat di Rumah Zakat lebih sering pemberdayaan ekonomi, melakukan pemberdayaan warga desa dengan target 1820 desa di seluruh Indonesia," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jakarta, Kamis (4/1).
Berdasarkan data Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), total aset zakat di Indonesia mencapai Rp 217 triliun. Aset tersebut memiliki potensi yang sangat besar dalam pengentasan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan masyarakat di Indonesia.
Tahun lalu, perzakatan nasional mengalami peningkatan sebesar 20 persen. Angka tersebut diakumulasi dari rata-rata pengumpulan zakat, infak, sedekah (ZIS) dan dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) pada Baznas pusat, Baznas provinsi, Baznas kabupaten/kota dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Ia mengapresiasi masyarakat yang memiliki kepercayaan terhadap lembaga amil di Indonesia. Menurutnya, kenaikan 20 persen merupakan capaian luar biasa mengingat lesunya ekonomi Indonesia.
"Terlihat semangat orang dalam mendonasikan zakatnya. Mereka mulai percaya lembaga amil," ucapnya.
Untuk itu, pihaknya terus menaruh perhatian besar kepada masyarakat khususnya warga desa. Sehingga masyarakat di pedesaan bisa berdaya dan desanya pun ikut berdaya.
"Saran saya ke lembaga amil bisa meningkatkan kualitas program, edukasi serta sosialisasi. Sehingga masyarakat bisa percaya terhadap lembaga itu melalui progam-programnya," ujar dia.
Dalam menjalankan program tersebut Rumah Zakat kemudian mengembangkan komunitas binaan yang dinamakan ICD (Integrated Community Development).
Advertisement