REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ayana Johye Moon sempat menghebohkan media sosial pada 2015, usai keputusannya memeluk Islam dan mengunduh fotonya yang berjilbab. Uniknya, saat ini Ayana tengah mewujudkan minatnya belajar Alquran, terutama usai menyadari invasi AS di Irak pada 2003 lalu.
Dilansir dari Malaysian Digest, Rabu (25/1), Ayana memposting videonya di YouTube pada Senin (23/1), dan mengaku tengah menelusuri internet demi mengumpulkan informasi tentang Irak, yang Islam merupakan agama resmi. Namun, ia mengungkapkan, ketertarikannya kepada agama sudah mulai sejak usia 8-9 tahun, dan menemukan kata Islam begitu menarik dan merasa itu tidak seperti nama agama.
"Jadi, saya mulai melakukan penelitian tentang Islam dan melihat mereka mengenakan pakaian longgar, menutupi wajah mereka dengan niqab dan mengenakan jilbab seperti saya hari ini," tutur dara berusia 22 tahun tersebut.
Ia menerangkan, rasa ingin tahunya tentang Islam tumbuh saat berada di sekolah tinggi dan diketahui guru serta orang tuanya, yang seperti Ayana karena sering mengasosiasikan Islam secara negatif. Tapi, usai melakukan banyak penelitian dan memperbanyak bacaan tentang kehidupan Muslim di Timur Tengah, mulailah persepsinya tentang Islam dan Muslim berubah secara perlahan.
Bertekad kuat memuaskan rasa ingin tahunya, Ayana mendaftar ke camp World Assembly of Muslim Youths (WAMY) di Korea selama tiga hari dua malam. Sejak itu, ia mengaku jadi lebih sering mengikuti program-program keagamaan yang banyak diselenggarakan masjid-masjid setiap pekan, sampai mengantarkan Ayana akhirnya benar-benar berkeinginan untuk bisa memeluk Islam.
"Saya bergabung dengan program mingguan di Masjid Salam Nuri dan di sana saya bertemu mentor saya, Paman Amin, dan saya belajar tentang Islam sampai saya menjadi seorang Muslim Korea," ujar Ayana.
Meski begitu, ia menambahkan, pengalamannya memeluk Islam bukanlah tugas yang mudah, terutama karena kekhawatiran kalau keluarga dan teman-temannya akan dirugikan akibat keputusannya memeluk Islam. Maka itu, Ayana menegaskan postingannya di YouTube tentang pengalamannya merupakan pengalaman pribadi, dan tidak mewakili komunitas Islam dan Muslim secara keseluruhan.