Senin 02 Feb 2015 05:25 WIB

Usai Serangan Charlie Hebdo, Mualaf AS Takut Berjilbab

Rep: c82/ Red: Agung Sasongko
Edisi Charlie Hebdo yang memicu kemarahan umat Muslim sedunia.
Foto: Reuters
Edisi Charlie Hebdo yang memicu kemarahan umat Muslim sedunia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mandy Kirkwood menjadi salah satu Muslimah yang ingin menggunakan jilbab namun belum berani. Setelah menjadi mualaf pada tahun 2011, menggunakan jilbab merupakan pilihan yang sulit mengingat keluarganya yang tidak suka terhadap Islam dan pemeluknya.

Kirkwood pun belum mengakui kepada keluarganya perihal masuknya ia ke dalam agama Islam dan memilih untuk tidak menggunakan jilbab untuk saat ini. "Setelah peristiwa Paris (Charlie Hebdo-red), menggunakan jilbab sebenarnya memberikan peluang untuk melakukan dialog dan membuka percakapan untuk menyampaikan alasan sesungguhnya mengapa Anda memakainya, tapi, di sisi negatif, ada orang-orang di luar sana yang tidak berpendidikan dan berpikiran tertutup," katanya seperti dikutip Onislam.net, Senin (2/2).

"Melihat orang yang begitu cepat bereaksi negatif (setelah serangan Paris) membuat saya masih berhati-hati dan gugup berada di luar sana. Untuk menggunakan syal di kepala saya akan membuat saya menjadi target jika mereka sedang mencari masalah. Sekarang, jika orang berprasangka dan datang pada saya dengan komentar kasar, saya berpikir saya tidak akan siap untuk membela diri," tambahnya lagi.

Kirkwood pun mengaku terinspirasi dengan Nichols dan Davis yang cukup berani dan bangga menggunakan jilbab dalam perayaan Hari Hijab Sedunia meskipun bukan non-Muslim. Ia berharap suatu hari berhasil mengumpulkan keberaniannya untuk menggunakan jilbab seutuhnya.

"Ketika saya melihat orang memakai jilbab, itu membuat saya berpikir tentang hal itu. Ini jelas sesuatu yang ingin saya lakukan di masa depan," ujar Kirkwood.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement