Senin 15 Jan 2018 22:05 WIB

Fokus di Majelis Taklim, Habib Abdurrahman Kwitang Wafat

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Hatta Rajasa menemui Habib Ali bin 'Abdur Rahman al-Habsyi (Habib Kwitang) di kediamannya di Jakarta Pusat (Ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Hatta Rajasa menemui Habib Ali bin 'Abdur Rahman al-Habsyi (Habib Kwitang) di kediamannya di Jakarta Pusat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tokoh habaib Indonesia, Habib Abdurrahman Muhammad meninggal di kediamannya, Kawasan Kwitang,Jakarta Pusat, Senin (15/1) ba'da Isya. Kabar duka ini dibenarkan oleh Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen bin Smith .

"Udah mendengar beliau wafat ba'da Isya', tapi saya masih di luar jadi belum ke sana. Jdi belum dalat informasi yang detail," ujarnya saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (15/1).

Habib Zein mengaku, cukup kenal dekat dengan Habib Abdurrahman, sehingga malam ini juga ia berencana untuk takziah ke kediaman almarhum. Menurut Habib Zein, almarhum merupakan penerus dari ayahnya, Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi atau yang lebih dikenal dengan Habib Ali Kwitang.

"Habib Abdurrahman ini kan termasuk penerus dari ulama Betawi Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi," ucapnya.

 

Habib Zein mengatakan, Habib Abdurrahman merupakan sosok pendakwah yang selalu konsisten untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam menjalankan Majelis Taklim Kwitang. "Beliau ini termasuk orang yang konsisten dari mudanya mendampingi ayah beliau dan langsung juga fokus untuk tetap mempertahankan Majelis Kwitang sampai sekarang," katanya.

Menurut dia, almarhum Habib Abdurrahman dalam hidupnya selalu berusaha untuk menjalankan apa yang telah digariskan oleh orang tuanya. Selain itu, Habib Zein juga mengenal almarhum sebagai ulama yang mempunyai akhlak yang diajarkan Rasulullah.

"Saya melihat akhlak beliau dan bagaimana dia terhadap anak muda dan terhadap orang tua, itu benar-benar akhlaknya menunjukkan akhlak yang diajarkan Rasul. Artinya itu yang saya lihat karena saya dekat dengan beliau dalam banyak hal,"  ujarnya.

Kedekatan Habib Zein dan almarhum terbangun sejak sama-sama masuk dalam struktur organisasi Rabithah Alawiyah. Dalam organisasi para habib ini almarhum cukup lama menjadi dewan penasehat. Namun, setelah kesehatannya terganggu, almarhum memohon izin untuk mengundurkan diri.

"Setelah dia tidak sehat, dia minta ijin untuk mundur dari struktur orgabisasi. Tetapi setiap ada hal-hal, saya sering berkonsultasi sama beliau," katanya.

Menurut Habib Zein, almarhum selalu mendukung dalam memberikan semangat terhadap dirinya dalam banyak hal, baik dari segi pemikiran maupun hal lainnya. Menurut dia, dakwah Habib Abdurrahman juga memiliki pengaruh yang luas pada ulama-ulama Betawi.

"Habib Abdurrahman dengan Islamic Centernya, dia konsisten mengajarkan segala sesuatu dari sisi dakwah yang berbasis pada taklim mingguan. Dan itu pengaruhnya banyak sekali terhadap para ulama-ulama Betawi, terhadap para habaib," tuturnya.

Habib Abdurrahman lahir sekitar tahun 1890 dikampung kwitang, Jakarta Pusat, tepatnya di Jalan Kramat II No.79. Semasa hidupnya , Habib Abdurrahman dikenal sebagai sosok yang memiliki banyak keistimewaan. Ayahnya adalah guru yang pertama baginya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement