Sabtu 06 Jan 2018 04:11 WIB

Masuknya Islam di Sulteng, Siapa Datokarama?

IAIN Palu, Sulawesi Tengah.
Foto: links.web.id
IAIN Palu, Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah menelusuri salah satu tokoh pembawa ajaran Agama Islam di Kota Palu dan provinsi tersebut. Salah satu tokoh yang menjadi sasaran telusuri IAIN Palu yakni Abdul Raqih yang dikenal dengan sapaan Datokarama oleh masyarakat di Sulawesi Tengah.

Rektor IAIN Palu Prof Dr H Saggaf S Pettalongi MPd mendukung langkah yang dilakukan dosen di perguruan tinggi Islam negeri tersebut untuk menelusuri salah satu pembawa ajaran Agama Islam Datokarama di Sulteng. "Saya mendukung upaya yang dilakukan oleh dosen IAIN untuk melakukan penelitian terhadap tokoh pembawa ajaran Agama Islam," ungkap dia, kemarin.

Saggaf menilai, penelitian itu jauh lebih baik, karena memandang dari dua aspek sosilogis dan teoritis untuk dalam penelusuran Datokarama. Namun, belum ada kesepakatan final dan tegas dari penelitian itu terkait istilah atau nama yaitu 'dato' ataukah 'datu', atau 'datuk'.

"Apakah istilah itu merupakan ungkapan atau penuturan asli masyarakat Suku Kaili, atau penamaan itu ada kaitannya dengan masyarakat di Sumatera," kata Saggaf.

Menurut dia hal itu perlu di perjelas dan di pertemukan oleh peneliti atau penelusur dalam karya ilmiah dari hasil penelusuran asal usul Datokarama. "Saya kira ini perlu dan penting untuk dipertemukan. Karena itu perlu membentuk tim. Kita godok bersama-sama," ucapnya.

Ia menguraikan kelengkapan, kejelasan, dan penegasan dalam hasil penelitian itu, dapat menjadi alasan oleh IAIN Palu untuk menjadikan nama Datokarama atau Abdul Raqie sebagai nama perguruan tinggi negeri tersebut, dengan alasan ilmiah. "Bila ini digunakan untuk nama perguruan tinggi, maka harus permantap dan perjelas serta pertegas hasil penelusuran sebagai alasan ilmiah untuk digunakan," ujarnya.

Saggaf juga mengatakan, penelusuran yang menjadi sebuah karya ilmiah, dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas utamanya pemahaman terhadap Datokarama. Hal itu juga akan menjadi literatur bagi kalangan mahasiswa dilingkungan IAIN Palu, dalam penyusunan dan penulisan karya ilmiah.

Pakar managemen pendidikan ini berharap agar hasil penelusuran dapat menjadi acuan untuk membangun kesamaan pandangan terhadap sosok Datokarama, yang saat ini masih beragam pandangan terhadap tokoh tersebut. "Para dosen perlu melakukan dan meningkatkan kajian, penelitian dan penelusuran ilmiah. Hal ini sebagai bentuk salah satu tugas akademisi," ujarnya.

Penelusuran salah satu tokoh pembawa ajaran Agama Islam di Sulteng dilakukan oleh dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Nurdin SPd MCom PhD, serta Dr H Harsul Maddini MPdI Dosen Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan.

Keduanya menggelar seminar hasil penelitian tema menelusuri asal usul Datokarama, di Auditorium IAIN Palu, pada Kamis (4/1).

Dalam kesimpulan paparan hasil penelitian antara lain disebutkan Datokarama berasal dari Koto Tangah dan hidup pada zaman Syekh Burhanuddin, maka dapat dipastikan Datokarama belajar kepada Syekh Burhanuddin sebagai satu - satunya yang mengajarkan Islam di Koto Tangah pada zaman tersebut. Kedatangan Datokarama di lembah Palu disambut oleh Raja Besusu Pue Nggari, bukan oleh Raja Kabonena Pue Njidi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement