Selasa 17 Oct 2017 07:34 WIB

Nasihat Khalifah Umar Kepada Gubernur Mesir Terkait Penggusuran Kaum Miskin

Seorang warga berdoadi tengah aksi jelang penggusuran permukiman yang terkena proyek normalisasi Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (28/9)
Foto:
Komunitas Nelayan Tradisional (KNT) Muara Angke melakukan aksi di depan ruang sidang pembahasan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) reklamasi dan pembangunan di atas Pulau G di Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Selasa (11/7).

Setelah tiba kembali di Mesir, maka ia kemudian menemui Gubernur Amr bin Ash. Dia mengatakan telah bertemu dengan Khalifah Umar bin Kahatab dan mendapatkan titipan tulang onta untuk disampaikan kepadanya.

Anehnya, begitu tulang yang tak bernilai tersebut diterima oleh Gubernur Amr bin Ash, tak disangka mendadak tubuhnya gemetaran. Tubuhnya menggigil dan wajahnya menyiratkan ketakutan yang amat sangat.

Ganjilnya lagi, seketika itu pula ia memerintahkan segenap anak buahnya untuk merobohkan masjid yang baru siap, dan supaya dibangun kembali gubuk milik kakek Yahudi serta menyerahkan kembali hak atas tanah tersebut.

Dan setelah mengumpulkan anak buahnya,  Amr bin Ash kemudian pergi ke lahan milik Yahudi itu. Tujuannya, hendak memimpin sendiri merobohkan masjid dan rumah sang gubernur yang hampir selesai dibangun. Amr bin Ash tak hirau bila pembangunan tersebut telah memakan dana besar.

Melihat itu, tiba-tiba saja kakek Yahudi dengan buru-buru mendatangi Gubernur Amr bin Ash kembali.

“Ada perlu apalagi, Tuan?” tanya Amr bin Ash yang berubah sikap menjadi lembut dan penuh hormat.

Dengan masih terengah-engah, Yahudi itu berkata, “Maaf, Tuan. Jangan dibongkar dulu masjid itu. Izinkanlah saya menanyakan perkara pelik yang mengusik rasa penasaran saya.”

“Perkara yang mana?” tanya gubernur tidak mengerti.

“Apa sebabnya Tuan begitu ketakutan dan menyuruh untuk merobohkan masjid yang dibangun dengan biaya raksasa, hanya lantaran menerima sepotong tulang dari Khalifah Umar?”

Gubernur Amr bin Ash berkata pelan,”Wahai Kakek Yahudi. ketahuilah, tulang itu adalah tulang biasa, malah baunya busuk. Tetapi karena dikirimkan Khalifah, tulang itu menjadi peringatan yang amat tajam dan tegas dengan dituliskannya huruf alif yang dipalang di tengah-tengahnya.”

“Maksudnya?” tanya si kakek Yahudi makin keheranan.

“Tulang itu berisi ancaman Khalifah: Amr bin Ash, ingatlah kamu. Siapapun engkau sekarang, betapapun tingginya pangkat dan kekuasaanmu, suatu saat nanti kamu pasti akan berubah menjadi tulang yang busuk. Karena itu, bertindak adillah kamu seperti huruf alif yang lurus, adil di atas dan di bawah, Sebab, jika engkau tidak bertindak lurus, kupalang di tengah-tengahmu, aku tebas batang lehermu.”

Mendengar perkataan sang gubernur, mendadak Kakek Yahudi itu menunduk terharu. Ia kagum atas sikap khalifah yang tegas dan sikap gubernur yang patuh dengan atasannya hanya dengan menerima sepotong tulang. Benda yang rendah itu berubah menjadi putusan hukum yang keramat dan ditaati di tangan para penguasa yang beriman.

Maka yahudi itu kemudian menyerahkan tanah dan gubuknya sebagai wakaf. Setelah kejadian itu, ia langsung menyatakan masuk Islam.

   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement