Senin 02 Oct 2017 17:00 WIB

Dakwah dengan Hikmah

Rep: A Syalabi Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Dakwah/ilustrasi
Dakwah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Maulana Makdum Ibrahim yang keras kepada orang-orang musyrik di Tanah Air pada fase dakwah pertama beliau lantas berupaya untuk lebih lembut. Sang wali pun berbahasa sesuai dengan kaumnya.

Bahasa budaya. Lewat wayang dan kesenian, dakwah Sunan Bonang bisa lebih diterima masyarakat yang baru mengenal Islam.

Dalam pedoman dakwah Majelis Ula ma Indonesia (MUI) disebutkan bahwa dakwah dilakukan dengan hikmah. Seorang dai harus menyampaikan kebenaran dengan ucapan dan tindakan dengan bijaksana.

Dakwah pun dilakukan dengan jalan Mauizhah Hasanah, nasihat dan peringatan dengan kebaikan. Dengan demikian, dapat melembutkan hati dan mendorong kepada amal.

Dakwah kontemporer pun bisa menggunakan beragam sarana dari dunia vir tual, yakni media internet dan media sosial, dakwah pemberdayaan lewat penguatan ekonomi umat, hingga dakwah melalui organisasi. Tujuannya, menjadikan agama ini sebagai rahmat bagi seluruh alam.

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, me lain kan untuk (menjadi) rahmat bagi se mesta alam." (QS al-Anbiya: 107). Wallahu a'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement