Senin 25 Sep 2017 19:29 WIB

Nasyiatul Aisyiyah: Nikahsirri.com Langgar Kaidah

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Ponsel yang marak menjadi perbincangan dan di dalamnya terdapat program nikahsirri.com serta lelang perawan menuai banyak sorotan. Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi ramah perempuan dan anak pun telah mencermatinya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah dan kepolisian untuk segera mengusut tuntas motif dan perkembangan dari Partai Ponsel. Juga mengusut berbagai macam situs di dalamnya.

"Hal ini menjadi penting, karena memberikan pemahaman yang utuh kepada masyarakat tentang bahaya motif dari nikahsirri.com ataupun situs lelang perawan," kata Diyah melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Senin (25/9).

Diyah menerangkan, situs nikahsirri.com dan apa yang dijelaskan dalam situs tersebut adalah bentuk tafsiran bebas yang keblabasan terhadap tuntunan agama Islam. ''Tanpa memperhatikan kaidah yang jelas serta hukum negara. Pernikahan sebaiknya dicatat agar menjadi dokumen resmi dan sah."

Menurut Diyah, lelang keperawanan adalah bentuk perilaku jahiliyah karena menjadikan keperawanan sebagai nilai materi. Tentu saja jika para remaja terbuai maka akan merusak nilai moralitas serta adat ketimuran bangsa Indonesia. Dampak yang lain adalah dampak kesehatan reproduksi serta gaya hidup free sex yang akan merajalela.

"Bagaimana pun adanya nikahsirri.com dan lelang perawan ini menjadikan perempuan menjadi korban dan obyek yang selalu menjadi pihak yang dirugikan dalam hal ini, baik secara fisik maupun batin," jelas Diyah.

Diyah menegaskan, jika sudah dilakukan penyidikan lebih jauh terhadap pelaku dan situs tersebut, serta pengikut dari Partai Ponsel, maka Nasyiatul Aisyiyah mendukung pelaku dihukum berat. "Karena sudah membahayakan generasi bangsa serta meresahkan masyarakat Indonesia."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement