Ahad 23 Jul 2017 10:05 WIB

MUI: Bahaya, Globalisasi Lenyapkan Identitas Kultural Bangsa

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak negatif era globalisasi cirinya adalah mengubah kehidupan masyarakat gotong royong menjadi individual. Selain itu, timbulnya sifat pragmatisme, ingin serba mudah, dan gampang (instan). Era global juga, melenyapkan identitas kultural nasional dan lokal, dan hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme.

Karena itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Saadi mengatakan, MUI menyambut gembira dan mengapresiasi sikap Presiden Joko Widodo untuk memperkuat pendidikan diniyah. Pasalnya, kata dia, pendidikan keagamaan di pesantren-pesantren mampu membangun karakter anak-anak bangsa dan bisa diharapkan dapat menjaga harkat martabat bangsa dari arus perubahan global yang begitu cepat.

"Hal tersebut merupakan bentuk kepedulian dan antisipasi dini untuk mempersiapkan generasi emas yang kuat, tangguh dan berakhlak mulia. Agar bisa bersaing di dunia global dengan tetap tidak kehilangan jati dirinya," ujar dia dalam keterangan tertulis pada Republika.co.id, Ahad (23/7).

Zainut Tauhid juga menjelaskan, MUI menyadari bahwa pengaruh era digital semakin sulit dihindari. Di satu sisi, menurut Zainut Tauhid, era digital banyak melahirkan manfaat, tapi disisi lain juga banyak melahirkan mudarat.

"Dan yang paling mengkhawatirkan pihak yang cepat terserang budaya digital adalah generasi muda," ucap dia.

Untuk itu, MUI berharap, semoga apa yang menjadi harapan Presiden untuk mengembangkan pendidikan diniyah tersebut dapat segera ditindaklanjuti oleh kementerian terkait. "Sehingga gagasan yang sangat mulia tersebut tidak menguap sia-sia," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement