Selasa 18 Jul 2017 23:01 WIB

Ulama Dunia Bahas Permasalahan Umat Islam di Padang

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Ilham Tirta
Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Manarah Al Islamiyah Arab Saudi, Syaikh Khalid Al Hamudi (ketiga kiri), mantan Presiden Sudan, Abdel Rahman Swar Al-Dahab (kiri), Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (keempat kiri), berbincang bersama ulama lainnya, pada pertemuan Ulama dan Da'i dunia (Multaqa Da'i) ke-3, di Masjid Raya Sumatera Barat, di Padang, Senin (17/7).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Manarah Al Islamiyah Arab Saudi, Syaikh Khalid Al Hamudi (ketiga kiri), mantan Presiden Sudan, Abdel Rahman Swar Al-Dahab (kiri), Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (keempat kiri), berbincang bersama ulama lainnya, pada pertemuan Ulama dan Da'i dunia (Multaqa Da'i) ke-3, di Masjid Raya Sumatera Barat, di Padang, Senin (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Eropa serta Afrika membahas permasalahan yang sedang dihadapi umat Islam di dunia. Pertemuan yang dihadiri ulama dan dai dari berbagai negara ini diselenggarakan Yayasan al Manarah al Islamiyah di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) sejak 17-20 Juli 2017.

Ketua Dewan Pembina Yayasan al Manarah al Islamiyah, Syekh Khaleed Ibn Abdillah al Hamoudy mengatakan, pertemuan ulama dan dai tahun ini tidak hanya dihadiri ulama dan dai dari negara-negara di Asia. Ulama dan dai dari negara-negara di Benua Afrika dan Eropa juga turut hadir. Melalui pertemuan ulama dan dai ini diharapkan dapat menyatukan umat di atas satu kalimat.

Dia berpendapat, menyatukan umat di atas satu pendapat memang merupakan perkara yang sangat berat. Karena perbedaan sudah menjadi sunah. "Tetapi tidaklah menjadi elok ketika perbedaan pendapat itu menjadi sebab perpecahan yang terjadi di tengah umat Islam ini," kata Syekh Khaleed kepada Republika.co.id di Hotel Grand Inna Padang, Selasa (18/7).

Ia memaparkan, pada pertemuan ulama dan dai di hari kedua ini, peserta dari negara-negara Asia berkumpul untuk berdiskusi. Mereka mendiskusikan permasalahan yang dihadapi umat. Sebab, pertemuan ulama dan dai ini intinya adalah ummatan wahidah. "Jadi intinya membahas bagaimana menyatukan umat, persatuan umat Islam," ujarnya.

Diungkapkan Syekh Khaleed, para peserta yang terdiri dari ulama dan dai sangat antusias mengikuti rangkaian acara. Hari ini mereka mendengarkan pemaparan materi dari ulama sekaligus guru besar Universitas Ummul Qura, Makkah, Saudi Arabia. Para peserta dan pemateri sangat senang.

Meski pemateri memaparkan materinya melebihi batas waktu yang ditentukan, ulama dan dai yang menjadi peserta tetap fokus, tidak ada yang keluar ruangan dan mengeluh. Menurutnya, hal ini menunjukan betapa antusiasnya para ulama dan dai mengikuti acara yang bertujuan untuk menyatukan umat.

Sementara, mengenai alasan Yayasan al Manarah al Islamiyah menyelenggarakan pertemuan ulama dan dai di Indonesia, Syekh Khaleed menerangkan, memilih Indonesia bukan perkara yang aneh. "Sebab Indonesia negara yang aman, Indonesia adalah penduduknya yang mencintai kebaikan untuk negara Asia dan Muslim terbesar di dunia," ungkapnya.

Ia berharap, terselenggaranya Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Eropa serta Afrika bisa menambah keberkahan untuk Indonesia. Ketika umat Islam memahami agama Islam dengan benar dan baik, maka akan menambah keamanan untuk Negara Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement