Selasa 16 May 2017 12:06 WIB

ANNAS: Komunisme dan Syiah Terbukti Merusak Tatanan Bangsa

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Agus Yulianto
Ketua Dewan Pakar Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat, KH Atif Latifulhayat (kiri) menyampaikan paparannya tentang Syiah dan Politik Internasional pada acara Mudzakarah Nasional II 2017 di Grand Asrillia Hotel, Kota Bandung, Ahad (14/5).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ketua Dewan Pakar Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat, KH Atif Latifulhayat (kiri) menyampaikan paparannya tentang Syiah dan Politik Internasional pada acara Mudzakarah Nasional II 2017 di Grand Asrillia Hotel, Kota Bandung, Ahad (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mudzakarah yang digelar AliansiNasional Anti Syiah (ANNAS) pada Ahad (14/5) memberikan penilaian, Ideologi komunisme di Indonesia, telah terbukti merusak tatanan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. pasalnya, sejarah kejahatan komunisme melalui PKI telah menjadi catatan hitam sejarah bangsa Indonesia, karenanya komunisme harus menjadi paham yang tetap terlarang.

Dalam pernyataan yang disampaikan Sekertaris Umum ANNAS, Tardjono Abu Muas, mengatakan, sebagaimana komunisme, maka habitat gerakan Syiah sejak kelahiran, pengalaman kesejarahannya, hingga kini merupakan gerakan politik. "Aspek spiritualitas dan kaifiyah ta’abudi-nya menjadi kamuflase dari misi utama yang diperjuangkannya yaitu kekuasaan," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Republika.co,id, Selasa (16/5).

Menurut Tarjono, masyarakat saat ini banyak terkecoh dengan pandangan seolah-olah Syiah adalah madzhab atau sekte dalam Islam yang eksistensinya harus ditoleransi, dihormati, dilindungi, bahkan didukung dengan sepenuh hati.

"Komunisme maupun gerakan politik Syiah berprinsip menghalalkan segala cara demi tujuan tercapai," ujarnya. Pengelabuan, pencitraan, penghianatan, bahkan pembunuhan adakah bagian yang melekat dengan langkah perjuangan ideologi keduanya.

Bagi Syiah, kata dia, kekerasan dan penumpahan darah adalah kemuliaan yang sejalan dengan spirit pengorbanan “darah husein” di Karbala.  Oleh karena itu, kata Tardjono, sebagaimana komunisme yang bersendikan pada faham materialisme, maka Syiah dengan ideologi Imamahnya, memiliki konsep politik sendiri. "Konsep yang tidak mungkin dapat disandingkan apalagi diintegrasikan dengan ideologi Pancasila," pungkasnya.

Acara Mudzakarah tersebut merupakan acara tahunan yang digelar oleh ANNAS dalam rangka kontrol pelanksanaan program yang dilakukan ANNAS. Tardjo berharap, dengan gelaran seminar tersebut dapat mempertahankan dan melindungi akidah umat dari hal-hal yang sangat fundamental seperti penyebaran ideologi Komunisme dan Syiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement