REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Hamidovic, mantan dekan fakultas arsitektur Universitas Sarajevo, yang memimpin restorasi yang telah dilakukan atas masjid ini cukup tertolong dengan informasi dari penduduk lokal Banja Luka, sehingga dapat melacak puing-puing bekas Masjid Ferhadija. Bagi mereka, kenangan kelam akan peristiwa pembantaian pada 1993 itu masih terbayang jelas.
Selain berserakan di sekitar lokasi, beberapa unsur bekas bangunan asli masjid tersebut juga ditemukan di gudang-gudang para tukang batu setempat.
Kemudian, ada satu pilar asli Masjid Ferhadija yang ditemukan utuh di dasar danau oleh regu penyelam. Tapi, tim Hamidovic tak bisa memakai semua bahan dasar yang berhasil dihimpun. Sebab, ada di antaranya yang memang hancur sama sekali.
Dari sekitar 3.500 fragmen yang dipakai, hanya sekitar 65 persen di antaranya yang siap dipasang kembali ke lokasi persis Masjid Ferhadija. Hamidovic juga mengandalkan dokumen serta arsip-arsip dari museum nasional Bosnia.
Untuk merekayasa cetak biru Masjid Ferhadija, ia memakai software khusus, sehingga dapat menentukan letak fragmen yang tepat sebagaimana bangunan masjid ini pada mulanya. Hamidovic juga menyertakan para arkeolog untuk memastikan bahan mana saja yang memang berasal dari bangunan asli masjid ini.
Pembukaan Masjid Ferhadija pascarestorasi ini dihadiri sekitar 20 ribu orang. Mereka begitu sukacita. Mayoritasnya merupakan warga Bosnia yang datang juga untuk berdoa massal demi tegaknya perdamaian di negerinya.
Dengan dipulihkannya lagi bangunan salah satu warisan sejarah Islam ini, mereka berharap, konflik tidak akan pernah lagi terjadi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
