Senin 10 Apr 2017 10:10 WIB

Fariq Naik: Media Barat Salah Artikan Makna Jihad

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Fariq Zakir Naik, putra cendekiawan Muslim Dr Zakir Naik tampil dihadapan ribuan jamaah pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk
Foto: Republika/Edi Yusuf
Fariq Zakir Naik, putra cendekiawan Muslim Dr Zakir Naik tampil dihadapan ribuan jamaah pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Mengawali ceramah sebelum sang ayah, putra Zakir Naik, Fariq Zakir Naik, menjelaskan tentang miskonsepsi Islam di mata banyak orang yang tidak paham. Karena itu, Muslim harus bisa meluruskannya melalui dakwah. Dakwah kepada non-Muslim adalah dengan menjelaskan kebaikan Islam.

"Banyak yang setuju dengan apa yang kita katakan. Mereka menganggap sama saja semua Muslim," kata Fariq di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Miskonsepsi ini muncul karena media Barat membombardir Islam dengan propaganda. Sementara banyak non-Muslim yang bersandar pada berita-berita itu saja.

Fariq menyebutkan, beberapa miskonsepsi Islam itu. Pertama tentang jihad. Jihad, kata dia, tidak selalu berarti perang. Jihad berasal dari kata jahada yang artinya berjuang, termasuk berjuang untuk melawan bisikan setan atau membuat masyarakat lebih baik.

Sayangnya, jihad selalu langsung diartikan jihad sebagai Perang Suci. "Jihad artinya berjuang. Misalnya seorang siswa mau ujian lalu dia belajar, itu jihad," kata Fariq.

(Baca Juga: Zakir Naik: Injil Juga Mengajarkan Tauhid)

Banyak yang mengatakan bahwa jihad hanya untuk Muslim. Padahal, Alquran menyebutkan jihad berlaku untuk semua. Jihad juga berarti menyampaikan nilai Islam kepada non-Muslim.

Jika dipertanyakan mengapa Islam disebarkan dengan pedang, Islam berasal dari kata salaam yang berarti kedamaian. Tak ada seorang pun yang tidak mau kedamaian. Tapi, Islam membolehkan Muslim menggunakan kekuatannya pada kondisi tertentu untuk menegakkan keadilan.

Hari ini, ada sembilan juta pemeluk Kristen koptik di kawasan Timur Tengah. Kalau mau, Muslim bisa menyebarkan Islam kepada mereka dengan pedang. "Kita punya pedang dari logam, tapi kita tak gunakan itu. Kita menyeru Islam dengan hikmah dan damai," ujarnya.

Pada 1924-1984, Islam tumbuh paling cepat. Saat ini pun, Islam merupakan agama yang pertumbuhannya paling cepat di Amerika Serikat. "Pedang mana yang dipakai untuk memaksa mereka masuk Islam?" kata Fariq.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement