Selasa 21 Feb 2017 08:50 WIB

Pendidikan Anak dalam Pandangan Ibnu Khaldun

Rep: Heri Ruslan/ Red: Agung Sasongko
Pendidikan anak (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pendidikan anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tidak cukup seorang guru hanya membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan. Akan tetapi, guru wajib memperbaiki metode dalam penyajian ilmu kepada anak didiknya dengan cara mempelajari kejiwaan seorang anak dan mengetahui tingkat-tingkat kematangan serta bakat-bakat ilmiah anak.

Dengan cara demikian, menurut Abdessalam Cheddadi dalam tulisannya yang bertajuk Ibn Khaldun's Concept of Education in the 'Muqaddima”, diharapkan akan terjalin hubungan yang baik antara guru dan anak didiknya.

Dalam mentransfer ilmu pengetahuan, Ibnu Khaldun dikenal sebagai seorang pakar pendidikan yang menentang metode verbalisme dan teknik hafalan. Karena cara demikian, menurutnya, akan menghambat kemampuan memahami ilmu yang diajarkan guru.

Sebaliknya, Ibnu Khaldun mengimbau agar para guru menggunakan metode ilmiah yang modern dalam membahas problema ilmu pengetahuan. Dan, cara yang paling gampang dalam menumbuhkan kemampuan memahami ilmu, menurut Ibnu Khaldun, adalah mengasah kemampuan berbicara dan berdiskusi.

Ibnu Khaldun menganjurkan agar para guru benar-benar memperhatikan perkembangan akal pikiran muridnya karena seorang anak pada awal hidupnya belum memiliki kematangan pertumbuhan. Ia juga mendorong para guru untuk menggunakan alat peraga dalam menyampaikan ilmunya karena pada awal belajar umumnya anak didik lemah dalam memahami dan kurang daya pengamatannya. Dengan penggunaan alat peraga ini, diharapkan bisa membantu anak dalam menangkap pengetahuan yang diajarkan gurunya.

Menurut Ibnu Khaldun, mengajar anak-anak hendaknya berdasarkan prinsip-prinsip penahapan, baru kemudian terperinci dan melakukan pengulangan sehingga anak didik dapat menerima dan memahami setiap bagian dari ilmu yang diajarkan. Sementara dalam menyampaikan ilmu pada awal proses belajar, hendaknya para guru selalu memulainya dengan memberikan contoh-contoh yang sederhana, tetapi jelas dan mudah dimengerti.

Dalam menyampaikan pengetahuan, Ibnu Khaldun menyarankan agar guru mengaitkan suatu ilmu dengan ilmu lainnya. Karena, dalam pandangannya, memisahkan ilmu satu dengan yang lainnya akan menyebabkan kelupaan. Ia juga menganjurkan agar guru tidak mengajarkan dua ilmu pengetahuan pada saat bersamaan kepada muridnya karena akan menyebabkan terpecahnya konsentrasi pikiran anak didik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement