Rabu 27 Jul 2016 06:02 WIB

Sampaikan Sambutan, Habib Luthfi Lebih Memilih Berbahasa Indonesia

Ketua Jammiyah Ahlith Thariqah Al-Mutabaroh An-Nahdliyah (Jatman) Al-Habib Muhammad Luthfi.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Jammiyah Ahlith Thariqah Al-Mutabaroh An-Nahdliyah (Jatman) Al-Habib Muhammad Luthfi.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN— Ketua Umum Jam’iyyah Ahl Thariqah al-Mu’tabarah (Organisasi Tarekat yang Diakui) Nahdlatul Ulama (Jatman) Habib Muhammad Luthfi memilih menyampaikan sambutan di hadapan tamu-tamu luar negeri dengan bahasa Indonesia ketimbang bahasa Arab.

Menurut Habib, apa yang dia lakukan ini bukan bentuk merendahkan bahasa Arab. Bagaimanapun bahasa Arab adalah bahasa yang sangat fundamental dalam Islam dan bahasa diturukannya Alquran.

“Ini adalah cinta dan pembelaan terhadap negara,” katanya saat beramah tamah dengan tamu luar negeri dan peserta Konferensi Internasional Bela Negara II di kediamannya, Pekalongan, Selasa (26/7) malam.

Habib menegaskan bentuk bela negara sangatlah luas. Tidak hanya terbatas pada angkat senjata dan perang fisik seperti bambu runcing pada masa perang terhadap penjajah dulu. Akan tetapi, dalam konteks masa kini, bela negara bisa dimaknai dengan pengabdian sesuai dengan peran masing-masing.   

Berperan dalam peningkatan ekonomi, pertanian, dan perbaikan pendidikan hingga melahirkan kader-kader yang cinta negara, juga bentuk dari bela negara. “Tertib lalu lintas pun adalah bentuk bela negara,” ungkapnya.  

Habib Luthfi berkeyakinan, bila tiap anak bangsa tumbuh kecintaan terhadap bangsa dan negara, upaya adu domba oleh pihak luar sulit tercapai. Dia mengingatkan pentingnya kecintaan terhadap negara.

Rapuh dan mudah terkoyaknya suatu bangsa akibat ruh kebangsaan mulai lentur. Padahal nilai kebangsaan itu lebih berharga jika dibandingkan dengan kepentingan yang bersifat sesaat. “Kita ingin lepas dari kepentingan-kepentingan temporal itu,” tuturnya.

Dia berharap, konferensi ini dapat meneguhkan kembali semangat kebangsaan dan menjadikan Islam sebagai pemersatu bangsa dan motor penggerak mewujudkan perdamaian yang menjadi inti dari turunnya risalah Islam itu sendiri. “Saya yakin insya Allah barangsiapa yang selalu bercermin kepada Rasulullah akan merindukan kedamaian,” ujarnya.

Konferensi Internasional Bela Negara II berlangsung di Pekalongan, Jawa Tengah pada 27-29 Juli. Sejumlah tokoh tarekat nasional dan internasional hadir dalam konferensi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement