Sabtu 02 Jul 2016 11:33 WIB

Dakwah Islam, Cerita Ustaz Berdakwah di Sosial Media

Ustaz Rizqi Awal (kiri),  Ustaz Akbar (kanan).
Foto: mgrol71
Ustaz Rizqi Awal (kiri), Ustaz Akbar (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia maya beberapa tahun terakhir menjadi sarana interaksi sosial anak muda. Fakta tersebut, mendorong Line menyiapkan aplikasi bertema Ramadhan, yakni Dakwah Islam.

Ustaz Rizqi Awal mengungkapkan, Dakwah Islam yang merupakan salah satu komunitas berisi empat ustad yang berusia muda melihat pangsa pasar media sosial Line yang semakin banyak digunakan oleh anak muda.

"Fitur Line @ sendiri baru ada Februari 2015. Kami segera mengambil pangsa pasar mengingat para pengguna media sosial bergantung dengan apapun yang sedang hits pasti diikuti,"  papar Ustad Rizqi Awal kepada Republika.co.id di kantor Line Plus Corporation, Kamis (30/6).

Ustaz Rizqi melanjutkan, sejak Ramadhan tahun 2015, ia bersama teman-temannya fokus dan serius mengembangkan informasi khususnya bagi anak muda. Setelah niatnya terlaksana, Agustus 2015 Dakwah Islam segera melegalisasikan diri menjadi Yayasan Majelis Dakwah Islam ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM).

"Bulan Ramadhan tahun lalu followers Dakwah Islam di Line mencapai lebih dari 200 ribu akun pribadi. Setelah kami memberikan sejumlah data ke Kemenkum HAM, mereka takjub dengan hal tersebut sehingga pihak kementerian mau menyetujui legalisasi yang kami ajukan," tambah Ustaz Rizqi.

Ustaz Rizqi mengungkapkan program dakwahnya melalui media sosial Line karena menurutnya anak muda kekinian sudah jarang menonton dakwah melalui televisi. Ustaz Rizqi menilai anak muda zaman sekarang susah untuk bangun dan menunaikan sholat subuh.

"Kebanyakan anak muda sekarang bangun pagi langsung mengecek smartphone, bukan shalat atau mendengarkan tausyiah di media,"  lanjut Ustad Rizqi.

Ia mengatakan, melalui aplikasi media sosial Line, para pengguna dapat dengan bebas melontarkan pertanyaan berkaitan dengan kehidupan sebagai seorang Muslim yang bagi mereka merupakan hal sensitif atau pribadi.

"Mereka bertanya ke kami melalui personal chat. Pertanyaannya seputar hal pribadi yang tak ingin dipublikasikan. Tausyiah yang kami sebarkan sifatnya dinamis karena yang bertanya hampir seluruhnya anak muda," ungkap Ustaz Rizqi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement