Jumat 27 May 2016 06:23 WIB

Media Islam Harus Mampu Selesaikan Krisis

Konferensi Internasional Media Islam ( International Conference of Islamic Media-ICIM) di Jakarta, Rabu (25/5). (Republika/Rakhmawaty la'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Konferensi Internasional Media Islam ( International Conference of Islamic Media-ICIM) di Jakarta, Rabu (25/5). (Republika/Rakhmawaty la'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Majlis Pertubuhan Islam Malaysia (Mapim) Azmi Abdul Hamid mendorong media Islam mampu menyelesaikan krisis yang terjadi saat ini. Hal itu merupakan salah satu cara melawan media yang pro-Zionis.

Karena itu, ungkap Azmi, isu kemerdekaan Palestina dan Al-Quds, juga mesti dijadikan prioritas. ''Pemberitaan masif soal isu tersebut akan menyadarkan masyarakat internasional hingga kemudian mereka mendukung kemerdekaan Palestina,'' jelas Azmi di Jakarta Kamis (26/5).

Pemimpin Redaksi Miraj News Agency (MINA) Ismet Rauf mengatakan, saat ini perang tidak hanya tentang militer atau boikot ekonomi, tetapi juga media. ''Media menjadi alat yang ampuh untuk menggiring opini publik,'' ujarnya.

Dari waktu ke waktu, media alat perang ampuh, perang saraf. Karena itu, tuturnya, media harus dimanfaatkan untuk mengatasi krisis Palestina. Peranan media Islam harus ditingkatkan.

Isu kemerdekaan Palestina tidak hanya dibahas dalam konferensi dua hari yang berlangsung di Jakarta. Bahkan, lanjut Ismet, di Turki, berbagai media sudah lebih dulu melakukan konferensi membahas tentang kemerdekaan Palestina.

Ia meminta, krisis yang terjadi di Suriah, Irak, dan Libya tidak mengalihkan perhatian terhadap nasib Palestina. Ia justru menilai, krisis Suriah, Irak, dan Libya tercipta untuk mengalihkan perhatian dunia tentang Palestina. ''Selama dua hari ini kita bahas Suriah, Irak, Libya. Hanya saja, itu jangan mengalahkan Palestina dan Al-Aquds,'' kata Ismet menegaskan.

Steering Committee Konferensi Internasional Media Islam, Yakhsyallah Mansur, mengatakan, isu penting dalam konferensi ini, yaitu media dan Palestina. Ia mengharapkan, media dapat menjadi rahmat bagi semua orang. ''Dua masalah ini akan diwarnai dengan ajaran Islam yang alhamdulillah akhir-akhir ini mulai banyak dimunculkan Islam sebagai rahmat,'' ujar Mansur.

Ia pun menekankan agar media Islam berbuat baik kepada siapa pun, baik Islam maupun non-Islam. Dengan berlaku seperti itu, Mansur meyakini, media Islam bisa ikut berkontribusi dalam mengatasi krisis di dunia saat ini.

Ia menambahkan, media Islam dituntut pula memiliki sifat kasih sayang. Menurut Mansur, krisis kemanusiaan dunia dapat teratasi dengan rahmat. Jurnalis sebagai pembawa pesan kebaikan harus konsisten menyampaikan rahmat kasih sayang antarsesama, bukan sebaliknya menebar keburukan.

Selain itu, Mansur menegaskan, persoalan Palestina bukan isu agama, melainkan isu kemanusiaan. Sebab, di Palestina sendiri berkembang agama tidak hanya Islam. Umat Islam, Kristen, dan Yahudi tidak setuju dengan kebijakan Israel menjajah Palestina.

ICIM merupakan konferensi yang diikuti media massa dari 50 negara. Konferensi ini diyakini akan menjadi sarana efektif dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina sesuai hasil KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam di Jakarta pada 6-7 Maret 2016.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement