Ahad 31 Jan 2016 14:57 WIB

Astaghfirullah, Soe Tjen Marching Sebut Alquran Bisa Salah dan Direvisi

Aktivis Soe Tjen Marching.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Feminis sekaligus aktivis yang memperjuangkan hak-hak korban 1965, Soe Tjen Marching, mendapat sorotan di Facebook. Dia membuat heboh setelah mengunggah tautan berita dengan judul "Pemerintah akan Revisi Terjemahan Alquran".

Hal yang menjadi sorotan adalah, Soe Tjen Marching menulis status yang mengundang para pengikutnya untuk ikut berkomentar, mengkritik, hingga menyerang argumennya.

"Terjemahan Quran akan direvisi? Ini sih bukan barang baru. Lha, memang Kitab Suci itu bisa salah dan bisa jadi objek revisi. Yang parah, yang sudah telanjur percaya sampai ngotot dan bahkan tidak saja ngorbankan nyawa sendiri, tapi juga nyawa yang lain. Eh, tahu-tahu keliru dan ayat yang dipercaya harus direvisi, yang percaya sudah telanjur mati (sambil bawa nyawa orang lain)," begitu status yang ditulis Soe Tjen Marching.

Sontak saja, status itu mendapat beragam tanggapan. Salah satunya dari akun milik Heru Tock. Dia menulis, "Maaf status Anda justru yang dapat menimbulkan SARA dan harus direvisi, Alquran tak pernah mengalami perubahan (sejak kapan pun), mungkin penafsiran dari penerjemahan bahasa Indonesia ada yang tidak sesuai dalam kandungan Alquran yang diwahyukan kepada Nabi."

Akun Putri Aisyiyah menulis, "Don't judge what you don't understand. Saya menghargai pemikiran Anda tentang genosida '65 ataupun feminisme sebab Anda expert di bidang tersebut. Tapi, saya langsung kecewa baca statement Anda tentang hal ini."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement